Namun, itu pun tidak bisa bertahan lama.
"Bagaimana sih
rasanya beli token listrik itu, penasaran saya, apakah ada asam manisnyakah
ya?" kata Sappe.
Baca Juga:
PLN Startup Day 2025 Digelar di Jakarta
Selain ketenagalistrikan, warga juga mengeluh
soal kebutuhan sembako, karena sulitnya transportasi akibat rusaknya akses
jalan dari kota Nunukan ke desanya.
Warga Binusan Dalam bahkan masih kesulitan
mendapatkan air bersih.
Biasanya, warga hanya mengandalkan sumur gali
dan air rawa, itu pun kadang kering saat musim kemarau datang.
Baca Juga:
Perkuat Teknologi dan SDM, PLN Enjiniring Jalin Kolaborasi Global dengan EPPEI
Berbagai macam kesulitan ini telah disampaikan
ke desa induk dan kecamatan.
Namun, hingga saat ini, belum ada realisasi dan
hanya sebatas janji.
"Kami harus membiasakan dengan cahaya terbatas
pada malam hari, kesulitan air dan sulitnya membeli sembako. Pagi harus basah
dikarenakan embun, malam harus was-was terhadap binatang buas seperti ular dan
lainnya," kata Sappe lagi.