WahanaNews.co | Sekretaris Persebaya, Ram Surahman, mengatakan, seluruh jajaran tim, mulai dari pemain, pelatih, dan ofisial dievakuasi secara khusus setelah laga yang memicu terjadinya tragedy mematikan. Mereka diangkut kendaraan baracuda alias rantis.
Diketahui, manajemen tim Persebaya Surabaya telah memastikan bahwa seluruh pemain, pelatih, dan offisial sampai di Kota Pahlawan dengan kondisi selamat usai pertandingan lawan tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) kemarin.
Baca Juga:
Kapolda Jatim yang Baru Diminta Waspadai Mafia Tanah
Setelah laga tersebut terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 130 orang dan melukai 180 orang lainnya. Kendaraan taktis (rantis) yang membawa skuat Persebaya juga sempat diserang suporter Arema atau Aremania saat keluar dari Stadion Kanjuruhan.
"Diangkut dengan empat baracuda langsung dari Kanjuruhan," kata pria yang akrab disapa Cak Ram ini, saat dikonfirmasi, Minggu (2/10).
Rantis yang mengangkut skuad Bajul Ijo kemudian sempat dilempari batu dan kayu oleh suporter Arema saat keluar dari Stadion Kanjuruhan. Namun, massa akhirnya bisa dipecah oleh aparat keamanan.
Baca Juga:
Komnas HAM Klaim Kantongi Dalih PT LIB Tolak Ubah Jadwal Arema vs Persebaya
Cak Ram mengatakan, dengan kawalan ketat kepolisian, seluruh tim Persebaya tiba di Surabaya sejak pukul 01.30 WIB, Minggu (2/10) dini hari waktu setempat. Kondisi seluruh tim Persebaya juga utuh dan selamat.
"Tim sudah di Surabaya. Tadi malam masuk Surabaya pukul 02.00 WIB dini hari," ungkap Ram.
Meski sempat diserang, tim Persebaya tetap menyampaikan duka cita atas Tragedi Kanjuruhan. Bukan hanya suporter, dua petugas kepolisian juga diketahui tewas dalam insiden mengerikan tersebut.
"Kami turut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggal diberi ketabahan. Para korban dari pihak penonton maupun polisi dimaafkan segala kesalahannya," pungkas Ram.
Sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah 2-3 dari Persebaya. Insiden itu direspons polisi dengan menghadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter. Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak. [rsy]