Lebih lanjut, lebih dari 90 persen pembiayaan tahunan sektor air masih bergantung pada anggaran pemerintah.
Karena itu, menurut Retno, penting bagi dunia untuk mengubah cara pandang terhadap air yang selama ini hanya dilihat sebagai komoditas investasi berisiko tinggi dengan keuntungan rendah.
Baca Juga:
Di ISF 2025, AHY Tegaskan Pembangunan Hijau Harus Inklusif dan Terukur
“Air tidak bisa dipandang hanya sebagai investasi berimbal hasil kecil. Keuntungan sebenarnya hadir dalam bentuk perbaikan kualitas hidup masyarakat di berbagai sektor,” tegas Retno.
Karena itu, Retno Marsudi menambahkan, investasi di bidang air memberikan dividen besar tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bagi peningkatan kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, serta ketahanan iklim.
Seperti disajikan dalam laporan Bank Dunia, Retno mengungkapkan bahwa setiap satu dolar AS yang diinvestasikan untuk air di Afrika menghasilkan manfaat ekonomi sebesar tujuh dolar AS.
Baca Juga:
ISF 2025 Gandeng Wuling Motors Wujudkan Transportasi Bebas Emisi
“Hal ini membuktikan bahwa investasi air harus diperkuat melalui kemauan politik, keselarasan kebijakan, dan tindakan kolektif,” jelas dia.
Ia pun menekankan agar pembiayaan di sektor air dilakukan melalui skema pembiayaan campuran yang tetap menjaga kepentingan publik sebagai prioritas utama.
Forum ISF 2025 ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dan dunia untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pengelolaan air berkelanjutan.