WahanaNews.co | Sejumlah akun media sosial (medsos) milik peretas Bjorka bertumbangan lantaran ditangguhkan penyedia platform sejak Minggu (11/9).
Total tiga akun Twitter dan dua channel Telegram telah ditangguhkan oleh penyedia platform.
Baca Juga:
Kepala BSSN Ungkap Sepanjang 2022 Ransomware Dominasi Serangan Siber di RI
Penangguhan pertama kali terjadi pada akun Twitter @bjorkanism pada Minggu (11/9). Pada hari tersebut Bjorka melakukan doxing pada enam tokoh publik, Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick, pegiat media sosial Denny Siregar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Menko Kemaritiman dan Investas,i Luhut Binsar Pandjaitan.
Kemudian pada Senin (12/9) pagi, Bjorka membuat akun Twitter baru dengan nama @bjorxanism. Namun pada sore harinya akun tersebut juga kembali mengalami penangguhan.
Bjorka sendiri mempertanyakan mengapa dia ditangguhkan di platform ini. Menurutnya, tidak ada aturan yang dilanggar.
Baca Juga:
BSSN Sudah Berikan Data Identifikasi ke Dittipidsiber Polri, Bjorka Belum Juga Tertangkap
"Karena saya tidak pernah membagikan materi hacking ke twitter sama sekali. semua aktivitas berbahaya yang saya lakukan di telegram. lalu mengapa Anda menangguhkan akun saya sebelumnya? pedoman komunitas mana yang saya langgar? atau Anda hanya ingin bisnis Anda aman di Indonesia?" tulisnya di akun Twitter baru @bjorxanism pada Senin (12/9) siang.
Meski sudah ditangguhkan dua kali, Bjorka tetap kembali ke medsos berlogo burung tersebut pada Selasa (13/9) dengan menggunakan akun @bjorkanesian. Namun sama seperti sebelumnya, akun Bjorka ditangguhkan tak sampai satu hari sejak dibuat.
Terkait penangguhan ini, pihak Twitter beralasan akun Bjorka melanggar kebijakan terkait distribusi materi hasil retasan.
"Akun yang tersebut ditangguhkan secara permanen karena melanggar kebijakan Twitter terkait distribusi materi hasil retasan," kata Juru Bicara Twitter, Selasa (13/9).
"Saat kami mengidentifikasi konten atau akun yang melanggar kebijakan ini, kami akan mengambil tindakan penegakan," tambahnya.
Beberapa jam sebelum ditangguhkan, Bjorka sempat membuat sayembara berhadiah US$1.000 atau sekitar Rp14,8 juta bagi warganet yang dapat mengungkap dalang pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.
Senasib dengan Twitternya, channel private Telegram milik Bjorka juga terkena take down. Take down pertama dialami Bjorka pada Senin (12/9).
Bjorka pun heran mengapa channel private-nya bisa mengalami take down.
Peretas ini kemudian membuat channel baru pada Selasa (13/9), tak lama sebelum dia membuat akun Twitter @bjorkanesian.
Channel Telegram ini mengalami penambahan pengikut yang sangat pesat, bahkan mendapat lebih dari dua ribu pengikut dalam waktu kurang dari satu jam.
Sayangnya, channel tersebut akhirnya tumbang pada sore harinya. Kini satu-satunya jalur komunikasi yang dimiliki Bjorka hanya grup Telegram yang beranggotakan lebih dari 26 ribu orang.
Ucapan terakhir Bjorka dalam grup tersebut mengatakan dirinya sedang mencari seorang penerjemah.
"Saya butuh penerjemah. jika kamu penerjemah dan kamu adalah perempuan, tolong kontak saya. berikan saya tarifmu," tulisnya di grup Telegram pada Selasa (13/9) malam.
"Ah saya lupa, kamu harus bisa berbicara bahasa polandia juga," lanjutnya. [qnt]