WahanaNews.co | Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando
EmaS, merespons soal riset pengamat media penyiaran publik, Sapta Pratala, yang menemukan Radio Republik
Indonesia (RRI) telah menjadi corong FPI dan PKS.
Dalam riset tersebut, Sapta Pratala
menemukan porsi pemberitaan sangat besar untuk fraksi PKS di DPR, dibanding
fraksi lain.
Baca Juga:
HUT Ke-79, RRI Komit Berikan Informasi Berkualitas Kepada Publik
RRI juga diketahui menyiarkan komentar anti-pembubaran usai FPI dibekukan pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Fernando
menganggap pemerintahan Joko Widodo perlu segera melakukan bersih-bersih di
RRI, termasuk BUMN lainnya.
"Jauhkan lembaga penyiaran dari
kelompok yang tidak menginginkan eksistensi dan Pancasila," ujar Fernando, dalam pernyataannya, saat dihubungi wartawan, Sabtu (15/5/2021).
Baca Juga:
Pj Gubernur Kaltim: Perlunya Kolaborasi RRI dalam Mewujudkan Pilkada yang Damai
Selain itu, sudah sepatutnya bahwa penyiaran milik negara bebas dari kepentingan politik partai
mana pun.
Sebelumnya, Wakil Sekjen PSI, Satia Chandra Wiguna, juga menyoroti temuan riset Sapta
Pratala tersebut.
Kebijakan pemberitaan RRI dinilai
bertolak belakang dengan posisi ideal RRI sebagai lembara penyiaran yang
netral.
Chandra meminta DPR RI menindaklanjuti
temuan tersebut dengan memberhentikan Rohanudin selaku Dirut Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) RRI. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.