WahanaNews.co | Sosok Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo tidak hanya dekat dengan masyarakat, jawara, tapi juga ulama, saat menjabat Kapolda Banten.
Bahkan lebih dari itu, Sigit sangat
peduli terhadap keberadaan pondok pesantren (Ponpes).
Baca Juga:
Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT: Polisi Ungkap 13 Momen Penting dalam Rekaman CCTV
Salah satunya, bagaimana
ia membangkitkan ekonomi dan kemandirian Ponpes salafiyah itu yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di
Provinsi Banten.
"Pak Sigit nanya, kira-kira
solusinya apa untuk menjaga kemandirian Ponpes salafiyah ini. Lalu terpikirlah
untuk membangun pemberdayaan ekonomi pesantren," kata Ketua Majelis Ponpes
Salafiyah (MPS) Banten, KH Martin Syarkawi, kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Dari ide tersebut, akhirnya muncul program Rumah Pangan Santri (RPS).
Baca Juga:
Tak Percaya Brigadir RAT Bunuh Diri, Istri Ungkap Suaminya Bertugas Kawal Pengusaha
Setelah didata,
diverifikasi, ada sekitar 150 lebih Ponpes yang
diikutsertakan dalam program tersebut.
Konsep RPS ini seperti
warung, menyediakan gas, beras, dan kebutuhan pokok lainnya.
Demi memuluskan program tersebut, Sigit akhirnya merangkul Bulog dan Pertamina.
"Saya berkelakar ke Pak Sigit, kalau dagang, kita tidak punya modal. Alhamdulillah, akhirnya beliau memberikan modal Rp 20 juta untuk masing-masing RPS,"
katanya.
Hingga saat ini, Ketua Pembina Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Serang itu mengaku, RPS
yang dibangun Sigit saat menjabat Kapolda Banten sudah berkembang dan mampu
menghidupkan Ponpes.
"Pak Sigit juga memfasilitasi untuk
jadi pangkalan gas 3 kilogram. Ini sangat luar biasa, karena
membantu ekonomi pesantren," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al
Fathoniyah Serang itu menilai, sampai saat ini kepedulian Sigit
terhadap Ponpes sangat tinggi.
Buktinya meski sudah berdinas di
tempat lain dia masih memberi perhatian.
"Pernah jam 2 malam saya
ditelepon sama beliau, katanya ada pesantren terbakar di Lebak. Beliau minta
saya berangkat ke sana untuk melihat kondisi dan apa yang diperlukan,"
ingat Kiai Syarkawi. [qnt]