WahanaNews.co | Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Sekjen PP GEKIRA), organisasi sayap Partai Gerindra, Nikson Silalahi mengatakan keluarga Presiden Prabowo merupakan teladan untuk harmoni dalam kebhinekaan.
Hal tersebut disampaikan Nikson saat menyampaikan sambutan dalam acara Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Partai Gerindra DPC Kabupaten Bogor di Gedung Tegar Beriman, Pemkot Bogor, Sabtu (25/1/2025).
Baca Juga:
Sekjen GEKIRA Partai Gerindra: Pemilukada Damai Bukti Rakyat Cerdas
Menurut Nikson, Partai Gerindra didirikan pada tanggal 6 Februari 2008 oleh Prabowo Subianto yang seorang muslim dan haji, dan adiknya Hashim Djojohadikusumo seorang Kristen, ditambah para pendiri lainnya.
Kemudian pada 18 November di tahun yang sama didirikanlah organisasi sayap Partai Gerindra yang terdiri dari komunitas Kristiani, protestan dan katolik yang sekarang dikenal sebagai Gerakan Kristiani Indonesia Raya atau GEKIRA.
Pendirinya pada saat itu Hashim Djojohadikusumo, bersama kedua kakaknya Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo seorang katolik dan Maryani Ekowati Djojohadikusumo seorang protestan, termasuk keponakannya yaitu Thomas Djiwandono yang saat ini menjabat Wakil Menteri Keuangan RI.
Baca Juga:
Orsap Gerindra Gekira Dukung YSK-Victor di Pilgub Sulut 2024
“Saya memberikan kesaksian kepada bapak ibu semua, mulai Gekira didirikan pada 2008 sampai hari ini, Ketua Dewan Penasehat Gekira adalah Pak Prabowo Subianto sendiri yang hari ini jadi Presiden Republik Indonesia. Itu artinya keluarga mereka merupakan teladan untuk harmoni dalam kebhinekaan,” kata Nikson.
Pada kesempatan tersebut, Nikson juga mengungkapkan bahwa Gekira, organisasi sayap Partai Gerindra adalah duta atau utusan masyarakat kristiani di dalam Partai Gerindra atau di kubu Prabowo Subianto dalam rangka menyuarakan suara kristiani agar terakomodir di dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan di dalam kinerja Partai Gerindra.
Dan secara bersamaan, lanjutnya, Gekira adalah urusan atau duta Partai Gerindra maupun Prabowo Subianto kepada umat kristiani bangsa Indonesia untuk menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa Partai Gerindra, bahwa Prabowo Subianto adalah orang yang taat konstitusi yang selalu berpegang teguh untuk memastikan kesetaraan umat beragama di Indonesia.
“Jadi tidak ada warga negara kelas 1 dan warga kelas 2,” tegas Nikson.
Nikson mengingatkan ketika bangsa Indonesia merebut kemerdekaan republik ini, tidak ada di situ ditanyakan dari mana kau, dari mana sukumu, apa agamamu, apa latar belakangmu.
“Semua umat beragama yang ada di Indonesia, umat muslim sebagai umat mayoritas, umat kristen, umat hindu, dan lain-lain pada saat itu tidak ada menanyakan agama, mereka sama-sama berjuang, bahkan mengeluarkan bukan hanya keringat, tapi darah, bahkan nyawa untuk merebut kemerdekaan kita,” jelasnya.
Pertanyaannya, kenapa sekarang ini saat kita mengisi kemerdekaan, ada sebagian saudara-saudara kita yang lupa akan hal ini sehingga melakukan tindakan-tindakan yang intoleran, itulah menjadi tugas kita bersama.
Oleh sebab itu, Nikson mengajak seluruh umat dan tamu yang hadir, terutama di Jawa Barat, salah satunya di Bogor, harus mendeklarasikan bahwa tidak ada satupun umat beragama yang intoleran, yang ada adalah oknum yang lagi tidak sadar dan tidak memahami sejarah berdirinya republik ini.
“Oleh karena itu, tugas negaralah untuk hadir ketika ada hal-hal seperti ini,” pungkasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]