WahanaNews.co | Sejumlah pedagang yang turut menjadi korban gempa Cianjur pada 21 November 2022 lalu, kini mulai berangsur membaik.
Bahkan, salah seorang pedagang ayam goreng bernama Agus Nana (48), mulai kembali berjualan di sekitar Masjid Agung Cianjur.
Baca Juga:
BMKG Ungkap Gempa M 4,3 Cianjur Dipicu Sesar Cugenang
"Empat hari saya tidak berjualan karena takut kalau meninggalkan anak di rumah. Anak saya ada dua. Tidak apa-apa tidak punya penghasilan yang penting nyawa dulu," kata Agus.
Agus merupakan warga RT01/RW09 Pamoyanan, Desa Pamoyanan Kecamatan Cianjur Kota. Rumahnya rusak akibat gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada 21 November lalu.
"Tembok rumah saya kalau didorong sedikit saja bisa roboh," katanya.
Setelah gempa, Agus harus membereskan barang-barang rumah di pengungsian selama empat hari. Ia juga harus menjaga anak-anak yang tinggal di tenda pengungsian.
Baca Juga:
Pemerintah Kebut Rekonstruksi Rumah Korban Gempa Cianjur
Meski telah berjualan, Agus mengaku tetap khawatir. Pasalnya, anak-anak masih ada yang tinggal di pengungsian.
Di sisi lain, Agus mengaku keadaan sudah berangsur normal. Sebelumnya, Agus mengaku di sekitar kawasan tempatnya berjualan sangat sepi.
"Sekarang sudah mulai ramai normal. Pas kejadian di sini sepi. Sekarang ramai, di pasar juga barang tersedia, namun ada barang seperti bawang yang harganya naik," ujar Agus.
Agus tak sendirian memulai usahanya kembali. Siti Masitoh (60) juga baru bisa berjualan kembali setelah gempa meski harus menunggu selama satu minggu.
"Baru satu minggu berjualan. Kalau setelah gempa tidak berjualan karena barang-barang seperti kompor rusak. Untung roda untuk jualan tidak rusak," kata Siti.
Siti mengakui, ia harus berjualan kembali agar tetap memiliki penghasilan. Apalagi ia butuh uang untuk memperbaiki rumah dan barang-barang peralatan rumah tangga yang rusak karena gempa.
"Sambil menunggu bantuan dari pemerintah, saya berjualan. Hasilnya lumayan, " ujar Siti.
Pemerintah Kabupaten Cianjur saat ini masih melakukan penanggulangan dampak bencana. Salah satunya adalah mencari 11 orang yang masih hilang tertimbun tanah longsor akibat gempa di Warung Sate Shinta dan Cijedil.
Selain korban hilang, ada pula 41.196 kepala keluarga atau 114 ribu jiwa yang mengungsi di 494 titik dengan rincian 375 terpusat dan 119 pengungsian mandiri. [sdy]