WahanaNews.co |
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menegaskan,
penunjukkan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan, Kepala Negara punya wewenang
penuh untuk menentukan sosok pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca Juga:
Paripurna Pengesahan Panglima TNI Yudo Margono Digelar Pekan Depan
"Tentu Presiden Jokowi yang memiliki hak
prerogatif untuk menentukan siapa panglima TNI," kata Fadjroel, saat
dihubungi wartawan, Kamis (17/6/2021).
Saat ditanya tentang beredarnya kabar bahwa
mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, melakukan lobi ke
Presiden Jokowi mengenai jabatan panglima TNI, Fadjroel tak menjawab.
Ia hanya menyebut, Presiden akan memilih
kandidat yang terbaik.
Baca Juga:
Tanpa 'Voting', Seluruh Fraksi di Komisi I Setujui Laksamana Yudo Jadi Panglima TNI
"Kita tunggu saja, pasti dipilih yang
terbaik," kata dia.
Adapun, Hadi Tjahjanto akan memasuki masa
purnatugas pada November 2021.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Presiden
akan mengajukan satu nama calon Panglima TNI untuk menjalani fit and proper test atau uji kelayakan
dan kepatutan di DPR RI.
Terkait hal itu, sempat beredar kabar bahwa AM
Hendropriyono melobi jabatan panglima TNI.
Kabar ini muncul menyusul adanya prediksi yang
menyebut Jenderal Andika Perkasa, yang kini menjabat Kepala Staf TNI Angkatan
Darat, merupakan calon kuat Panglima TNI.
Diketahui, Andika Perkasa merupakan menantu
Hendropriyono.
Namun demikian, Hendropriyono telah membantah
kabar adanya lobi atau permintaan jabatan.
"Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara
tentang hal yang demikian itu. Saya tidak pernah begitu hina mau menyosor,
meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri.
Tidak pernah,"katanya, melalui keterangan tertulis, Senin
(14/6/2021).
Terkait pertemuan yang dilakukannya dengan
Jokowi pada 7 Mei 2021 lalu, Hendropriyono menyebut bahwa hal itu merupakan
silaturahmi antarsahabat saja.
"Pertemuan pada 7 Mei 2021 berkaitan
dengan HUT saya yang ke-76. Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang
ke rumah saya," ujar Hendropriyono.
"Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah
hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama
sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," tuturnya. [dhn]