Selain China, LTJ juga dijumpai di
Amerika Serikat, tepatnya Mountain Pass AS, lalu Olympic Dam di Australia
Selatan, di mana 1980-an ditemukan cebakan raksasa yang mengandung
sejumlah besar unsur-unsur tanah jarang dan uranium.
Selain itu, tersebar juga di Rusia,
Asia Selatan, Afrika bagian selatan dan Amerika Latin.
Baca Juga:
PLTU Masih Akan Ditambah hingga 2034, ALPERKLINAS Desak Pemerintah Minimalkan Dampak Emisi terhadap Dunia dan Masyarakat
Komoditas ini memang belum diproduksi
di Indonesia.
Namun, Indonesia
juga memiliki sumber "harta karun" terpendam ini.
Indonesia memang belum memiliki data
utuh terkait total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya
penelitian terkait LTJ di Tanah Air.
Baca Juga:
DPD RI Tegaskan Dampak Lingkungan dari Tambang Nikel di Raja Ampat
Namun,
berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" oleh Pusat
Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang
berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal
dari endapan plaser dan endapan lateritik.
Endapan plaser ini banyak dijumpai
pada lokasi kaya sumber daya timah seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka
Belitung, dan selatan Kalimantan Barat.
Sementara untuk endapan lateritik
terdapat di beberapa wilayah seperti Parmonangan, Tapanuli, Sumatera Utara; Ketapang, Kalimantan Barat; Taan,
Sulawesi Barat; dan Banggai, Sulawesi Tengah. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.