WahanaNews.co, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru mengenai korelasi antara penerima bantuan sosial (bansos) pemerintah dan dukungan terhadap kandidat dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Survei pascapemilu (post-election survey) ini dilakukan LSI pada 19-21 Februari 2024. Hasilnya, sebanyak 24,8 persen responden mengaku menerima bansos dari pemerintah.
Baca Juga:
Bawaslu RI Tanggapi Kritik dalam Film Dokumenter 'Dirty Vote'
Dari jumlah itu, 69,3 persen mengaku mencoblos calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Di kalangan penerima bansos, dukungannya paling banyak kecenderungannya ada pada pasangan 02," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam rilis temuan LSI pada Minggu (24/2/2024), secara daring.
Sementara itu, ada 54 persen responden yang mengaku tidak menerima bansos yang mendukung Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Polri Siap Amankan Kampanye Akbar di GBK dan Jakarta International Stadium
"Tingkat dukungan masyarakat yang mengaku tidak menerima bansos terhadap 02 itu lebih rendah dibanding dengan (dukungan) masyarakat yang menerima bansos kepada 02," ujar Djayadi.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hal sebaliknya terjadi pada pasangan capres-cawapres lain. Capres-cawapres nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, lebih banyak menerima dukungan dari non-penerima bansos.
Proporsi penerima bansos yang mendukung Anies-Muhaimin lebih sedikit, yakni 17,6 persen, dibandingkan dengan pemilih mereka yang tidak menerima bansos sebesar 28,2 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Proporsi penerima bansos yang mencoblos Ganjar-Mahfud di bawah para pendukung yang tidak menerima bansos, yakni 13,1 berbanding 17,8 persen.
LSI menyebutkan, target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/ponsel.
Jumlahnya sekitar 83 persen dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.211 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. LSI mengeklaim wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
[Redaktur: Sandy]