WahanaNews.co | Pemerintah
Indonesia menyatakan hingga saat ini penyaluran subsidi gas LPG masih belum
tepat sasaran. Hal ini dikarenakan masih banyak warga yang tergolong mampu
menggunakan tabung gas 3kg atau biasa disebut tabung gas melon.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
membeberkan bahwa dengan skema yang berlaku saat ini, banyak indikasi bahwa
subsidi LPG tidak tepat sasaran.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Awasi Takaran Isi Tabung LPG 3 kg
"Banyak indikasi terjadinya kebocoran LPG ini ke pihak
yang tidak berhak untuk menerima," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi
VII DPR RI, Kamis (26/8/2021).
Untuk mencegah terjadinya kebocoran, pemerintah menyiapkan
skema subsidi LPG secara langsung. Dengan begitu bantuan lebih tepat sasaran.
"Mengenai LPG ini memang sedang direncanakan untuk
dilakukan subsidi LPG secara langsung. Ini antara lain untuk bisa mencegah
terjadinya kebocoran LPG ke tangan yang tidak berhak untuk menerima. Jadi
kebijakan ini sedang akan disusun," paparnya.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Temukan LPG Oplosan di Jabodetabek-Bali, Dijual Harga Murah
Atas kebocoran subsidi yang dapat dicegah dengan skema yang
baru maka nantinya pemerintah bisa mengalokasikan dana lebih banyak untuk
kebijakan lain, misalnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Tentu saja tadi dikaitkan dengan bahwa
perbaikan-perbaikan sistem subsidi ini juga akan memberikan kontribusi untuk
mendorong penghematan anggaran, yaitu bisa dimanfaatkan untuk sektor-sektor
lain antara lain untuk pengembangan EBT dan lain sebagainya," tambah
Arifin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya
mengatakan, pemerintah akan mengubah skema subsidi energi dari berbasis
komoditas menjadi berbasis penerima secara bertahap mulai 2022 mendatang. Hal
itu bertujuan agar pemberian subsidi lebih tepat sasaran.