Sementara itu, untuk membangun satu line smelter investasi yang dibutuhkan adalah sekitar US$250 juta hingga US$300 juta.
Dengan demikian untuk membangun empat line dibutuhkan investasi di atas US$1 miliar.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Bahlil membandingkan di negara lain, perbankan mau membiayai meski perusahaan hanya memiliki ekuitas 10 persen.
"Ini masalah besar, dan saya sudah ngomong berkali-kali, kalau ini nggak berubah, sampai ayam punya gigi, muka kaya saya, Pak Sarmuji, Pak Demer gak akan punya smelter di republik ini," ujar Bahlil dikutip dari cnnindonesia.com.
Oleh karena itu, ia mengatakan tak heran saat ini smelter di Indonesia hanya dimiliki oleh asing.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Pasalnya, mereka memiliki dana dan berinvestasi di Indonesia.
"Jadi, ini juga jadi masalah kita, kalau kemudian kita ribut, mohon maaf kenapa ini asing semua yang ambil bahan baku kita? Bos mereka yang investasi," kata Bhalil.
Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat menyinggung RI yang masih belum punya smelter nikel sendiri.