WahanaNews.co | Musyawarah Nasional (Munas) III Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila kembali digelar di Bandung.
Ketua Umum SAPMA Pemuda Pancasila Teuku Aulia Arief kembali terpilih.
Baca Juga:
Yakini Putaran Kedua Pilgub Jakarta, Pemuda Pancasila Siap All-Out Dukung RK-Suswono
Teuku Aulia Arief menekankan pada anggotanya untuk menjaga persatuan jelang Pemilu 2024.
"Untuk Pemilu 2024, saya selalu tanamkan kepada teman-teman yang paling pasti adalah kita harus menjaga persatuan khususnya Indonesia. Kita tidak boleh dipecah belah dengan para kandidat yang bersaing," ujar Aulia Arief di Trans Luxury Hotel, Bandung, Sabtu (26/8/2023) malam.
Kata Arief, terlebih banyak kader dari Sapma Pemuda Pancasila yang juga mencalonkan diri sebagai calon legislatif dari berbagai daerah. Karenanya persatuan itu selalu ditekankan.
Baca Juga:
Pemuda Pancasila Sumut Siap Antar Bobby Nasution ke Kursi Gubernur
"Sejauh ini, sikap politik kami juga netral, namun tetap menyesuaikan dan kita berjalan dengan apa adanya," jelasnya.
Aulia Arief sendiri terpilih untuk kedua kalinya sebagai Ketua Umum Sapma Pemuda Pancasila.
Di periode terakhirnya ini, dia menekankan pentingnya pemberdayaan dari potensi kepemudaan dalam menyikapi bonus demografi ke depan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Terutama masalah nasionalisme, wawasan kebangsaan, dan penguatan ekonomi, khususnya pasca pandemi Covid-19. Banyak yang harus kita lakukan, berkolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga anak-anak muda ini bisa didistribusikan untuk kepentingan bangsa Indonesia," ujarnya.
Munas III Sapma Pemuda Pancasila ini juga dihadiri oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti.
Kedua tokoh tersebut mengisi seminar nasional tentang kebangsaan, pilar pancasila, hingga UUD 1945.
Kemudian ada Founder Jabar Bergerak, Atalia Praratya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid. Mereka memberikan materi seminar tentang pembangunan ketahanan ekonomi kerakyatan.
"Harapannya dengan Munas III ini, bukan hanya melahirkan kepengurusan untuk empat tahun. Tapi juga bisa melahirkan kader-kader yang mampu berbuat kebaikan untuk bangsa Indonesia," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]