WAHANANEWS.CO - Tiga Serangkai adalah sebutan bagi tiga tokoh pelopor pergerakan nasional yang mendirikan organisasi Indische Partij (IP), organisasi politik yang muncul pada masa awal kebangkitan nasional, setelah berdirinya Boedi Oetomo.
Berdasarkan Buku Sejarah Kemdikbudristek, awal abad ke-20 menjadi titik penting lahirnya berbagai organisasi pergerakan di Indonesia, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij, yang masing-masing memiliki tokoh penting dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.
Baca Juga:
BrahMos Andalan India Hancurkan Target Strategis Pakistan, Indonesia Masuk Daftar Pembeli
Kelompok Tiga Serangkai terdiri dari:
Douwes Dekker (kemudian dikenal sebagai Danudirja Setiabudi)
dr. Cipto Mangunkusumo
Baca Juga:
Perang India-Pakistan Meletus, Ekspor Batu Bara RI Terancam Anjlok
Ki Hajar Dewantara (lahir sebagai Suwardi Suryaningrat)
Ketiganya mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 dan dikenal sebagai pelopor gerakan politik yang secara tegas menentang kolonialisme Belanda.
“Mereka bersama-sama mendirikan Indische Partij pada tahun 1912,” tulis Ensiklopedia Sejarah Indonesia (ESI).
🧑🏫 Profil Singkat Tiga Serangkai:
1. Douwes Dekker
Lahir di Pasuruan, 8 Oktober 1879, Douwes Dekker adalah tokoh keturunan Indo-Eropa yang vokal menentang penjajahan. Ia merupakan adik dari penulis Max Havelaar, Multatuli (Eduard Douwes Dekker). Douwes Dekker wafat pada 28 Agustus 1950 di Lembang.
2. dr. Cipto Mangunkusumo
Aktif sebagai dokter dan pejuang nasional, Cipto lahir di Pecangakan, 4 Maret 1886 dan meninggal di Jakarta pada 8 Maret 1943. Ia merupakan lulusan STOVIA, Batavia, dan berasal dari keluarga terpandang Jepara.
3. Ki Hajar Dewantara
Dikenal luas sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889, dan wafat di kota yang sama pada 26 April 1959. Ia mendirikan Taman Siswa, lembaga pendidikan bagi rakyat pribumi, dan sempat mengenyam pendidikan di ELS serta Kweekschool.
[Redaksi: Rinrin Khaltarina]