WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa varian baru COVID-19 bernama XFG atau Stratus kini menjadi varian paling dominan di Indonesia, menguasai seluruh kasus pada Juni 2025 setelah sebelumnya ditemukan pada 75 persen spesimen pada Mei.
Data Kemenkes mencatat, sejak awal tahun hingga minggu ke-30, terdapat 291 kasus COVID-19 dari 12.853 spesimen yang diperiksa dengan positivity rate 2,26 persen, sedangkan di lokasi sentinel, kasus terbanyak terpantau di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
Baca Juga:
'Ngamuk' di Jepang, Strain KP.3 COVID-19 Lebih Menular Dibanding JN.1
Pemantauan dilakukan di 39 puskesmas, 25 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan, serta menjadi bagian dari pengawasan penyakit pernapasan seperti influenza dan COVID-19.
Varian Stratus, hasil rekombinasi subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, pertama kali terdeteksi pada Januari 2025 dan diklasifikasikan WHO sebagai Variant Under Monitoring (VUM) karena penyebarannya cepat di Asia Tenggara.
Gejala Stratus dilaporkan serupa dengan COVID-19 sebelumnya, antara lain sesak napas, kehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa, kelelahan, demam, hidung tersumbat, nyeri otot, batuk, sakit tenggorokan, suara serak, sakit kepala, diare, hilang nafsu makan, dan mual.
Baca Juga:
Isu Bupati Dairi Terpapar Covid, Direktur RSUD Sidikalang: Dua Kali Swab Hasil Negatif
Dokter umum di Harley Street sekaligus pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan, mengatakan Stratus memiliki mutasi protein spike yang memungkinkannya menghindari antibodi dari infeksi maupun vaksinasi sebelumnya, namun gejalanya cenderung ringan hingga sedang.
Menurut dr Khan, ciri paling khas dari Stratus adalah suara serak atau parau, dan ia menyarankan pasien positif untuk tetap di rumah dan isolasi karena tingkat penularannya tinggi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]