WahanaNews.co | Dalam lawatannya ke Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo menyempatkan bertemu dengan Chairman dan CEO Air Products Seifi Ghasemi di Hotel Ritz Carlton, Washington DC, Kamis (12/5/2022) waktu setempat.
Dia mengatakan pentingnya implementasi rencana investasi Air Products dan berharap rencana investasi dapat ditindaklanjuti.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Saya menyambut baik penandatanganan MoU di Dubai, November 2021 yang lalu. Sebagai implementasi rencana tersebut pada 24 Januari lalu, saya telah lakukan groundbreaking industri hilirisasi coal to DME di Bukit Asam," kata Jokowi dilansir dari keterangan resmi Sekretariat Presiden, dikutip Sabtu (14/5/2022).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat ditemui usai pertemuan mengatakan, dari rencana investasi Air Products sebesar US$ 15 miliar, untuk saat ini sudah terealisasi tahap pertama sebesar US$ 7 miliar alias Rp 10,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.667/US$).
"Adalah project DME, metanol di Balongan, dan mau membangun juga metanol di Cepu, sisanya kita akan bikin hidrogen yang akan dibangun di Indonesia dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang dimiliki negara," ucap Bahlil.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Bahlil juga menyampaikan, dari hasil diskusi Presiden dengan CEO Air Products, terdapat juga rencana akan membangun industri dari hulu ke hilir di bidang petrokimia.
"Sekarang tugasnya adalah pemerintah Indonesia harus segera mengeksekusi. Karena uangnya sudah ada, project-nya sudah ada," kata Bahlil.
"Saya pikir pertemuan hari ini dengan Bapak Presiden dengan pak Seifi ini menunjukkan bahwa investasi di Indonesia tidak hanya dikuasai suatu negara tertentu tapi sudah merata," jelasnya. [rin]