WahanaNews.co | Maroko maju ke babak delapan besar Piala Dunia 2022 setelah kalahkan Spanyol lewat adu penalti, Selasa (6/12).
Berikut lima fakta Maroko bekuk Spanyol di Piala Dunia 2022.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Pada babak 16 besar Maroko menahan Spanyol dengan skor 0-0 pada waktu normal dan dua kali 15 menit.
Dalam adu penalti Maroko menang dengan skor 3-0 karena tiga eksekutor Spanyol gagal.
Kemenangan atas Spanyol membuat Maroko melawan Portugal di babak perempat final pada Sabtu (10/12) malam. Hakim Ziyech dan kawan-kawan berharap bisa mengandaskan Selecao das Quinas.
Baca Juga:
Starbucks Bantah Tutup Kedai di Maroko
Berikut ini lima fakta Maroko usai kalahkan Spanyol:
1. Rekor Tertinggi Maroko
Selama Piala Dunia, Maroko telah ambil bagian di putaran final sebanyak lima kali, termasuk edisi 2022. Dari empat edisi sebelumnya, pencapaian terbaik Maroko adalah babak 16 besar.
Itu terjadi di Piala Dunia 1986. Langkah Maroko dihentikan Jerman Barat dengan skor 0-1. Hasil itu dianggap sebagai pencapaian terbesar Maroko sebelum terlampaui di Piala Dunia 2022 ini.
Karena itu pencapaian kali ini membuat euforia yang tinggi di penjuru Maroko. Namun demikian mereka tak puas karena ingin menjadi negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal.
2. Tim Afrika Keempat
Maroko menjadi tim keempat yang mencapai babak delapan besar. Tiga tim lain yang telah mencapai fase ini adalah Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002 dan Ghana pada 2010.
Bedanya, Maroko jadi satu-satunya tim Afrika yang lolos ke delapan besar lewat penalti. Tiga tim sebelumnya sama-sama lolos ke delapan besar dengan kemenangan 2-1.
Kemenangan ini sekaligus jadi rekor. Maroko menjadi negara Afrika pertama yang menang lewat penalti pada babak knock out Piala Dunia. Sudah begitu kemenangan penaltinya sangat telak.
3. Empat Pemain di Spanyol
Kemenangan Maroko atas Spanyol tak lepas dari kontribusi pemain-pemain yang bermain di Spanyol.
Dalam skuad asuhan Walid Regragui ini ada empat pemain yang berkarier di Negeri Matador.
Keempat pemain itu adalah kiper Yassine Bounou bersama Sevilla, Jawad El Yamiq bersama Real Valladolid, Abde Ezzalzouli bersama Osasuna, dan Youssef En Nesyri di Sevilla.
Yang menarik Bounou menjadi sosok yang membuat Spanyol mati kutu. Kiper 31 tahun tersebut menepis dua eksekutor penalti Spanyol dan satu lainnya membentur tiang.
4. Dominan Pemain Keturunan
Skuad Maroko saat ini didominasi pemain keturunan. Dari 26 pemain, 16 di antaranya adalah pemain keturunan. Ini menjadi rekor dalam sepak bola Maroko dan sangat berkontribusi.
Salah satu yang cukup populer adalah Munir Al Haddadi. Munir adalah jebolan La Masia, akademi Barcelona. Ayahnya penduduk Maroko yang migrasi ke Spanyol sejak usia muda.
Beberapa pemain keturunan lainnya adalah Hakim Ziyech, Noussair Mazraoui, Sofyan Amrabat, Yassine Bounou, Romain Saiss, dan Sofiane Boufal. Pelatih
Walid Regragui merupakan keturunan Prancis.
5. Pelatih Afrika Pertama
Walid Regragui menjadi pelatih asal Afrika pertama yang menembus babak delapan besar Piala Dunia. Sebelumnya pelatih asing yang selalu sukses membawa tim Afrika ke perempat final.
Pada 1990 saat Kamerun lolos ke delapan besar pelatihnya adalah Valery Nepomnyashchy asal Uni Soviet. Berikutnya pelatih Senegal pada 2002 adalah pria asal Prancis, Bruno Metsu.
Terakhir pelatih Ghana di Piala Dunia 2010 adalah pria asal Serbia, Milovan Rajevac. Keberhasilan Regragui sekaligus menjadi tonggak penting dunia kepelatihan Afrika. [rgo]