WahanaNews.co, Rabat - Starbucks membantah kabar penutupan gerai di Maroko.
Bantahan ini merupakan tanggapan atas beredarnya isu bahwa waralaba kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tersebut berhenti beroperasi karena alasan reorganisasi bisnis, akibat gerakan boikot produk Israel.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Juru bicara Al-Shaya, pemegang waralaba Starbucks di Maroko, menyatakan bahwa 18 kedai kopi di negara Afrika Utara tersebut tetap beroperasi, meskipun ada beberapa perubahan bisnis terkait merek lain yang mereka kelola.
"Mengenai kegiatan kami di Maroko, kami tetap berkomitmen," kata juru bicara waralaba Al-Shaya di Maroko kepada kantor berita SNRT, seperti yang dikutip oleh New Arab pada Senin (4/12/2023).
"Ikhtiar kami untuk mencapai komitmen ini melibatkan beberapa perubahan di tingkat toko kami (H&M)," tambahnya.
Baca Juga:
Babak Belur Dihantam Boikot, Starbucks dan H&M Angkat Kaki dari Negara Ini
Starbucks diketahui menghadapi tantangan sejak pandemi, yang menyebabkan mereka mengurangi setengah modalnya di Maroko dari US$ 15 juta pada tahun 2020 menjadi US$ 7 juta pada Desember 2022.
Al-Shaya merupakan sebuah perusahaan bisnis waralaba besar yang berasal dari Kuwait dan beroperasi juga di Maroko.
Beberapa merek "barat" yang dikelola oleh Al-Shaya, seperti Pinkberry, Mothercare, Next, dan Payless, sebelumnya telah meninggalkan Maroko karena kinerja bisnis yang kurang memuaskan.