WahanaNews.co | Kiper ketiga Persebaya performanya luar biasa Andhika Ramadhani lebih sering mendapat tempat di posisi penjaga gawang Persebaya Surabaya, daripada dua kiper lainnya, Satria Tama mengalami cedera sejak awal musim Liga 1 2021-2022, sementara Ernando Ari sibuk dipanggil timnas Indonesia.
Oleh karena itu, Andhika Ramadhani adalah jawaban dari hilangnya dua penjaga gawang Persebaya tersebut. Namun demikian, pelatih Persebaya, Aji Santoso, tidak ambil pusing. Dia bahkan bisa memutuskan sosok kiper dengan tutup mata
Baca Juga:
Soal Izin Pertandingan Bola Pasca Tragedi Kanjuruhan, Polri Tunggu Rekomendasi TGIPF
Aji Santoso Tutup Mata Kualitas kiper-kiper Persebaya Surabaya tak bisa dianggap enteng. Aji Santoso tidak risau memilih sosok yang pantas di bawah mistar gawang.
"Ernando maupun Andhika itu sama-sama bagus, ibaratnya kalau merem sekarang masang kiper, saya gak khawatir,"
"Karena dua-duanya penjaga gawang saya berkualitas, meskipun Dhika baru pertama dia di kompetisi kali ini," kata Aji Santoso dikutip Tribun News.
Baca Juga:
Soal Izin Pertandingan Bola, Polri Tunggu Rekomendasi TGIPF
"Kiper tentunya menjadi prioritas pelatih kiper, meski saya yang mengambil keputusan, tapi tentunya kami memasang pemain berdasarkan persiapan," ungkapnya.
Himpitan Ekonomi Keluarga Andhika
Andhika bukanlah sosok pemain yang berasal dari keluarga berada. Dia adalah anak dari ibu yang bekerja sebagai penjaga warung, Sunanti.
Perjuangan hidup Sunanti tidak selamanya diiringi senyuman. Ada masa di mana dia dan Andhika Ramadhani harus tabah.
"Dulu waktu (Andhika) kelas 1-3 SD, melaratnya ga karu-karuan (tidak tanggung-tanggung)," cerita awal Sunanti soal masa kecil Andhika.
"Andhika pernah minta makan, saya nggak punya uang. Jadi saya utang beras sama tetangga," ungkap sang ibu dikutip akun YouTube resmi Persebaya.
"Sudah bawa piring Andhika, tapi saya nggak punya nasi, ga punya beras," tutur dia.
"Dulu waktu (Andhika) kelas 1-3 SD, melaratnya ga karu-karuan (tidak tanggung-tanggung)," cerita awal Sunanti soal masa kecil Andhika.
"Andhika pernah minta makan, saya nggak punya uang. Jadi saya utang beras sama tetangga," ungkap sang ibu dikutip akun YouTube resmi Persebaya.
"Sudah bawa piring Andhika, tapi saya nggak punya nasi, ga punya beras," tutur dia
Namun, kini Sunanti bisa berbangga hati melihat anaknya tampil di layar kaca membela Persebaya Surabaya.
"Mulai anak saya dadah-dadah dari bis, saya itu bangga sekali, bangga sekali," ungkap Sunanti.
Awal Karier Andhika Ramadhani merupakan jebolan klub internal Persebaya, PS Kota Pahlawan. Namun, sebelum bergabung di PS Kota Pahlawan, dia lebih dulu menimba ilmu di SSB El Faza.
Dari klub internal, dia ditarik menjadi bagian penting Persebaya U-19 dan tampil di Elite Pro Academy (EPA). [bay]