Kendala lain ditambahkannya adalah sulitnya menyatukan keinginan dari 32 SSB yang ada di bawah naungan Askot PSSI Jakarta Barat padahal sudah ada regulasi yang telah ditetapkan dan tinggal menjalankannya.
“Keinginan teman-teman dari SSB kan ngak satu. Ada banyak. Tapi apa pun itu, semua harus ikuti regulasi yang sudah ditetapkan. Jangan sampai regulasi yang sudah disepakati, mereka sendiri yang tidak menjalankan,” jelasnya.
Baca Juga:
KPU Sumedang Gelar Simulasi Pemilu 2024, Siapkan 2.012 TPS untuk Pertarungan Elektoral
Ia mengajak semua pihak (SSB dan Askot) sama-sama memperbaiki diri berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan.
Harapan ke Pemerintah
Achmad yang juga pemilik SSB Bintang Pratama ini mengatakan untuk meningkatkan pembinaan pesepakbola usia muda di Jakarta Barat harus berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada.
Baca Juga:
Viral Lantai Masjid Ambles di Tengah Salat Jumat, 2 Korban Terluka
“Pemerintah kota agar bisa lebih memfasilitasi kegiatan atau pembinaan yang kita lakukan terutama memfasilitasi lapangan-lapangan yang layak karena tanpa lapangan yang layak kita agak kesulitan membuat program-program kompetisi menjadi lebih baik,” ujarnya.
Ia memberi contoh saat penutupan Jakarta Barat Junior League (JBJL) beberapa waktu lalu. Lapangan yang dipakai di Stadion Cendrawasih itu terlihat berdebu dan minim fasilitas.
“Mungkin yang tadinya kita sehat, karena kondisi lapangan yang berdebu, bukannya sehat malah sebaliknya, ketika kompetisi selesai, mereka ada yang sakit,” jelas dia.