WahanaNews.co | Kehebatan Si Narsar bermain catur bikin media terbitan penjajah Hindia Belanda menyanjungnya sebagai Bataksche Capablanca dan Oostkustsche Tarrasch.
Tentu sanjungan yang luar biasa pada masanya. Maklum José Raúl Capablanca merupakan Grand Master asal Kuba yang menjadi Juara Catur Dunia ke-3. Capablanca yang dikenal sebagai pecatur jenius ini memegang gelar juara dunia dari 1921-1927.
Baca Juga:
Bocah Kelas 1 SD di Luwu Timur Sulsel Juara 1 Kejurnas Catur
Sedangkan Tarrasch yang memiliki nama lengkap Siegbert Tarrasch dikenal sebagai pecatur hebat pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Pecatur Jerman yang juga berprofesi sebagai dokter dan penulis ini memiliki sumbangsih yang besar terhadap berbagai dasar teori bermain catur modern.
Sosok Si Narsar sempat diposting akun Twitter Potret Lawas pada 16 April 2018. Melalui akun @potretlawas dituliskan keterangan, Si Narsar pecatur Karo, digambar pensil oleh HF van Lent-Gort, 14 Juli 1920.
Dituliskan juga keterangan bahwa menurut koran De Locomotief: Si Narsar merupakan salah satu pecatur terbaik Hindia yang asal Karo (Sumatera Utara). Meski tak akrab dengan catur umum, dia melibas mudah lawannya. Januari 1914 Si Narsar melakukan tur Jawa, memenangkan puluhan pertandingan eksebisi di Betawi (Jakarta), Semarang, Magelang, dan Yogya.
Baca Juga:
Kapolda Jambi Silaturahmi Bersama Deputi Kantor Staf Kepresidenan Bahas Masalah Batubara dan Transportasi di Jambi
Kehebatan para pecatur dari Karo ini dikupas Olimpiu G Urcan di ChessCafe.com dalam artikel berjudul "An Unusual Clash. Kostić vs. Bataks, Medan 1925" dan ditulis ulang dalam karosiadi.blogspot.co.id. Diceritakan bahwa kehebatan orang Karo bermain catur sudah didengar oleh penjajah Belanda sejak 1880-an.
Pada awal 1900-an, berbagai jurnal catur Eropa dan Kolonial Belanda mulai melaporkan pemain catur pribumi yang sering menghasilkan kemenangan brilian melawan pemain top klub kolonial Belanda. Pada 1925 setidaknya tercatat ada tiga pemain catur dari Karo yang terkenal, salah satunya Si Narsar.
Beberapa media merekam sejumlah pertandingan catur antara master top Eropa dan pemain Batak terkuat dari 1910-an dan 1920-an. Di antaranya, De Sumatera Post dan Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch Indië. Pada awal 1910-an, orang Karo pertama yang diakui sebagai pecatur tangguh adalah Si Narsar Karokaro, seorang Karo, anak seorang kepala desa yang tinggal di utara Danau Toba.