WahanaNews.co, Jakarta - Kehadiran musisi Anang Hermansyah & friends selepas laga sepakbola kualifikasi Piala Dunia 2026 babak kedua Tim Nasional Indonesia melawan Filipina di GBK menjadi perbincangan publik. Komisi X DPR menyentil PSSI imbas keramaian ini.
Momen ini menjadi sorotan lantaran kehadiran Anang Hermansyah & friends yang bernyanyi selepas laga dinilai tidak pas. Selepas peluit panjang tanda permainan usai, Anang muncul dengan menyanyikan lagu 'Kebyar-kebyar'. Para pemain yang bermain hampir 100 menit berdiri membuat lingkaran di tengah lapangan ketika Anang bernyanyi.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Saat Anang menyanyikan lagu kedua, seisi GBK bergemuruh. Terdengar sorak-sorai saat Anang bernyanyi.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyoroti PSSI terkait momen ini. Menurutnya, Anang dan artis lain muncul pasti karena permintaan panitia.
"Yang paling pas tanyakan pada panitia. Karena Anang dan artis lain itu masuk lagu apa juga atas permintaan rundown dari panitia. Panpel (panitia pelaksana), PSSI, itu yang ditanyakan," ujar Dede Yusuf kepada wartawan, Rabu (12/6/2024) mengutip detiknews.
Baca Juga:
Erick Thohir Inginkan Timnas Indonesia Raih Poin Melawan Jepang dan Arab Saudi
Dede Yusuf mengatakan semestinya pihak penyelenggara sudah mengetahui kebiasaan dari pendukung Timnas Indonesia, yakni mereka akan menyanyikan lagu nasional setelah pertandingan. Ia menilai kesalahan ada pada PSSI dan panitia penyelenggara yang tidak sensitif dengan momen seperti itu.
"Setahu saya, kultur kemenangan after match ada lagunya, mestinya itu dulu yang dinyanyikan baru lagu lainnya. Karena semua pemain Timnas dan suporter sudah menunggu lagu itu. Kesalahan ada di panitia," katanya.
Wakil Ketua Komisi X yang lain, Hetifah Sjaifudian, mengatakan semestinya tak ada skenario seperti itu. Mengingat pertandingan yang disajikan juga merupakan event resmi FIFA.
"Ya seharusnya tidak ada skenario seperti itu. Momennya mengharuskan untuk mengedepankan nasionalisme Indonesia terhadap pencapaian Timnas. Seharusnya protapnya tidak seperti itu, apalagi ini event resmi FIFA," tutur Hetifah.
"Mudah-mudahan hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa datang, dan protap acaranya lebih strict lagi filtering-nya sehingga momen haru raih prestasi bisa lebih terjaga," sambungnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]