"Belum lagi rekomendasi dari Komnas HAM. Itu hal-hal yang sangat mengganggu, isu-isu konflik yang sangat menganggu,” tutur Towel.
Bung Towel menggarisbawahi rekomendasi yang belakangan bermunculan. Menurut dia, rekomendasi yang berisi desakan-desakan itu malah melahirkan sejumlah hal yang harus disorot.
Baca Juga:
Garuda Muda Siap Terbang ke Qatar, PSSI Tetapkan Skuad Final Piala Dunia U-17 2025
"Pertama, secara aturan, unsur sepakbola tidak mungkin diabaikan, karena desakan itu akan bisa dianggap menyerempet intervensi," ungkap Towel.
"Kedua, buat PSSI pasti sangat mengganggu konsentrasi persiapan Timnas yang dalam kondisi normal untuk fokus persiapan tidak mudah, apalagi dalam kondisi sekarang. Jadi apakah isu-isu KLB bisa memengaruhi pada persiapan tersebut? Ya sangat bisa,” tambahnya.
Ketika FIFA datang ke Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan, induk fedeerasi sepakbola dunia itu juga memberikan rekomendasi.
Baca Juga:
Erick Thohir Tegaskan PSSI Belum Tentukan Pelatih Baru Timnas Indonesia
Namun, kala itu FIFA, yang memang mahfum soal sepak bola, memberikan rekomendasi hal-hal yang sifatnya teknis.
Hal-hal itu adalah transformasi yang sifatnya teknikal, dan FIFA memberikan poin-poin penguatan, meliputi prosedur pengamanan, tentang penjadwalan, benchmark, dan sebagainya.
"Itu yang kemudian sekarang harusnya leading sector-nya adalah tim tranformasi. Namun, rekomendasi dari dalam negeri, desakannya justru malah pergantian kepemimpinan di organisasi," ucap Towel.