"Saya bangga bahwa saya memiliki lebih banyak solusi dan pilihan di lapangan daripada sebelumnya dalam hal tenis, tapi ya, juga secara mental," tukasnya.
Bagi Ons Jabeur, kekalahan tersebut membuyarkan ambisinya yang bertekad menjadi petenis putri pertama dari kawasan Arab dan Afrika yang memenangi grand slam.
Baca Juga:
Horor! Ular Berbisa Seberangi Lapangan Saat Berlangsung Turnamen Tenis Internasional
Petenis berusia 28 tahun berkebangsaan Tunisia itu sebelumnya juga mengalami kegagalan di final Wimbledon pada Juli lalu.
"Tidak ada yang perlu saya sesali karena saya melakukan segalanya yang mungkin," kata Jabeur.
Jabeur tak ingin terlarut dengan kekalahannya dan sudah menyusun rencana untuk musim depan bersaing memperebutkan peringkat nomor satu dunia.
Baca Juga:
Bakal Dimainkan di PON XXI 2024, Yuk Kenali Padel yang Mirip dengan Olahraga Tenis
"Dari segi poin, saya tidak memiliki poin bertahan di Australia Terbuka, di Prancis Terbuka, di Wimbledon, itu bagus. Ini hal yang bagus. Saya pasti akan memperebutkan posisi nomor 1 dunia,” kata Jabeur.
"Saya masih memiliki Masters (Final WTA di Fort Worth). Saya mungkin akan menunjukkan diri saya di sana dan membangun lebih banyak kepercayaan diri untuk benar-benar bersiap untuk musim depan karena saya merasa banyak yang harus saya tunjukkan," pungkasnya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.