"Kita semua telah mendapat banyak pelajaran (konotasi negatif) dari negara Eropa dan Barat. Saya orang Eropa. Untuk apa yang telah kami lakukan selama 3.000 tahun di seluruh dunia, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum memberi pelajaran moral," kata Infantino.
"Jika benar Eropa benar-benar peduli terhadap nasib orang-orang ini (pekerja migran), mereka seharusnya membuat aturan hukum seperti yang dilakukan Qatar," ujar Infantino.
Baca Juga:
Jelang Olimpiade Paris 2024, Erick Thohir Silaturahmi dengan Presiden FIFA
"Saya kesulitan memahami kritik. Kita semua harus berinvestasi dalam membantu orang-orang ini, memberi pendidikan, masa depan, dan lebih banyak harapan untuk mereka," ucap Infantino.
"Kita semua harus mendidik diri sendiri. Banyak hal yang tidak sempurna tetapi reformasi dan perubahan membutuhkan waktu," tutur Infantino.
"Pelajaran moral sepihak ini adalah kemunafikan. Saya bertanya-tanya mengapa tidak ada yang mengakui kemajuan yang dibuat di sini sejak 2016?," ucap pria berusia 52 tahun itu.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Pusat Latihan Timnas Indonesia di Penajam Paser Utara Hampir Rampung
"Tidak mudah menerima kritik atas keputusan yang sudah dibuat 12 tahun lalu. Qatar siap. Ini akan menjadi Piala Dunia terbaik yang pernah ada," ujar Infantino menambahkan.
FIFA resmi menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada era kepemimpinan Presiden Sepp Blatter tahun 2010.
Pada awal November 2022, Sepp Blatter sempat membuat pernyataan kontroversial terkait Piala Dunia 2022 Qatar.