Empat tahun silam, suporter Jepang juga melakukan hal serupa saat Piala Dunia Rusia 2018.
Mereka bahkan tak hanya melakukannya di lokasi tempat timnya berlaga namun juga stadion lain.
Baca Juga:
Igor Tudor Dikabarkan Ingin Hengkang, Juventus Terancam Alami Pergantian Pelatih Lagi
Scott North, seorang profesor sosiologi di Universitas Osaka, mengatakan membereskan sekitarnya adalah cara orang Jepang menunjukkan kebanggaan dalam cara hidup mereka.
“Bersih-bersih setelah pertandingan sepak bola merupakan perpanjangan dari perilaku dasar yang diajarkan di sekolah, di mana anak-anak membersihkan ruang kelas dan lorong sekolah mereka,” katanya, dalam wawancara BBC, 2018 lalu.
Kebersihan diajarkan kepada anak-anak Jepang sejak dini, di rumah hingga sekolah.
Baca Juga:
Sudah Ludes Satu Juta, Tiket Piala Dunia 2026 Diserbu Penggemar dari 212 Negara
“Selama 12 tahun kehidupan sekolah, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, waktu bersih-bersih adalah bagian dari jadwal harian siswa,” kata Maiko Awane, asisten direktur kantor Pemerintah Prefektur Hiroshima di Tokyo.
Para orangtua juga mengajari sikap disiplin untuk selalu merapikan barang dan menjaga ruangannya tetap bersih.
Budaya inilah yang kemudian terus dipraktikkan bahkan ketika mereka bepergian ke negara berbeda seperti ketika menghadiri Piala Dunia Qatar 2022 ini. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.