WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hari pertama cabang olahraga anggar pada Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 menghadirkan persaingan ketat, termasuk duel sesama atlet Indonesia di fase gugur.
Pada hari pembuka, empat wakil Merah Putih harus menghentikan langkah mereka di babak perempat final setelah melalui rangkaian pertandingan yang penuh dinamika.
Baca Juga:
27 Atlet Indonesia Lolos Olimpiade Paris 2024, Simak Nama-namanya!
Arval Raziel Ridwan Sundara mengawali kompetisi dengan penampilan naik turun di fase pool.
Meski menutup penyisihan dengan kekalahan, konsistensinya di laga-laga awal cukup untuk membawanya ke babak 32 besar.
“Secara keseluruhan permainan di babak grup tadi cukup bagus,” kata Arval seperti dilaporkan RRI, Selasa (18/11/2025).
Baca Juga:
Menpora Harap Atlet Indonesia Rebut Banyak Emas di Olimpiade dan Paralimpiade 2024
Ia menambahkan bahwa sejumlah kesalahan kecil menjadi alasan peringkatnya menurun pada akhir fase tersebut.
Sementara itu, Andi Akbar Luqman memulai pertandingan dengan dua kekalahan beruntun.
Namun, ia memperbaiki performa secara signifikan dan mencatat kemenangan penting yang mengantarnya lolos ke fase gugur.
Pertemuan dua atlet Indonesia pun tak terhindarkan ketika Andi dan Arval saling berhadapan di babak 32 besar.
Dalam laga itu, Andi tampil lebih agresif dan menutup duel dengan kemenangan 15–9 untuk melangkah ke babak selanjutnya.
Sayangnya, perjalanan Andi terhenti di babak 16 besar setelah berduel sengit melawan atlet Kazakhstan, Vadim Sharlaimov.
Andi harus mengakui keunggulan lawan dengan skor tipis 13–15.
Di nomor putri, situasi tak jauh berbeda. Indah N. Safarin menghadapi laga-laga berat sejak fase pool, namun hasilnya tetap cukup untuk mengantarkannya ke babak 16 besar.
Pada fase tersebut, Indah kembali bertemu Essomba dari Kamerun, lawan yang sebelumnya sudah pernah ia hadapi.
Kali ini, Indah gagal mematahkan dominasi lawan dan kalah 11–15.
“Sejauh ini kami sudah melakukan yang terbaik,” ucap Alma.
Ia menegaskan bahwa peningkatan jam terbang internasional menjadi kebutuhan penting bagi para atlet Indonesia.
Rekan satu timnya, Alma Fauziah Ismail, juga melalui perjalanan sulit. Ia dua kali dikalahkan fencer Arab Saudi pada fase awal dan tak mampu melaju lebih jauh.
“Kalau sering tanding di luar, pasti dapat lebih banyak masukan,” kata Indah.
Ia menilai kesempatan bertanding di berbagai turnamen luar negeri akan memperkaya variasi permainan para atlet.
Pelatih tim, Suparlan, menyebutkan bahwa keikutsertaan dalam ISG 2025 menjadi pengalaman berharga bagi seluruh atlet.
“Ini pertama kali anggar ikut di level kejuaraan seperti ini,” ujarnya.
Ia berharap pengalaman tersebut bisa menjadi modal penting dalam persiapan menuju kompetisi internasional berikutnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]