WahanaNews.co | Mara Gomez menjadi sosok transgender pertama yang bermain di Liga Sepakbola Wanita Profesional
Argentina, setelah melakoni debut bersama Villa San Carlos.
AFA (Federasi Sepak Bola Argentina)
telah mengonfirmasi sejak bulan lalu bahwa Gomez telah terdaftar untuk tampil
dalam pertandingan Divisi Pertama Wanita melawan Lanus.
Baca Juga:
Indonesia Siap Kerja Sama dengan Argentina di Bidang Olahraga
Debut Gomez bersama Villa San Carlos
berujung kekalahan 1-7 dari Lanus. Namun, Gomez begitu emosional pada sesi
wawancara seusai pertandingan.
"Ketika saya mulai berkarier,
sepakbola adalah terapi bagi saya dan tak pernah berpikir itu memungkinkan
untuk bermimpi atau mempertimbangkan bermain di divisi teratas," kata
Gomez kepada ESPN dan dikutip Sport Bible.
Perjalanan Gomez untuk menembus klub
profesional telah melewati rintangan panjang.
Baca Juga:
Sambut Hari Bhayangkara ke-78, Wakapolres dan Tokoh Pemuda Jakbar Buka Pertandingan Eksebisi
Namun, mimpi untuk berkarier sesuai
dengan jati diri adalah sebuah pencapaian besar dalam hidupnya.
"Saya bangga telah mewakili
sebuah komunitas tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat dan sadar saya
telah menjadi referensi bagi banyak orang," ujarnya.
Pemain 23 tahun itu pun mendapat
dukungan dari tim lawan yang menghadiahkan jersey khusus selepas pertandingan.
"Kami merayakan dan mendampingi
langkah besar ini dalam perjalanan memperluas hak asasi manusia. Selamat Mara
Gomez."
Gomez sebenarnya sudah menandatangani
kontrak profesional di San Carlos sebelum pandemi virus Corona merebak. Namun, kesempatannya bermain baru
terwujud sekarang.
Sebelumnya, Gomez
pernah bermain untuk Las Malvinas di Platense Football League. Namun, AFA
mengizinkannya bermain di klub sepakbola wanita setelah yakin dia memiliki
kadar testosteron lebih banyak dalam tubuhnya.
Kini Gomez merasa hidup kembali setelah
melalui diskriminasi dan pengucilan dari banyak pihak.
Mentalnya juga sempat terguncang
menghadapi penghakiman sepihak dari banyak orang.
Namun, ia akhirnya bisa tetap bermain
sepak bola meski harus mengikuti jati dirinya sebagai wanita.
"Itu bukan sihir, bukan juga
sebuah hadiah, dan bukan hal yang mudah. Ada sebuah perjuangan hidup,
penderitaan, dan kesedihan. Sepak bola datang ke hidup saya di saat saya membutuhkannya,"
ujar Gomez. [qnt]