Tak heran jika akhirnya Candra Wijaya (juara
Olimpiade 2000 Sydney) dan Tontowi Ahmad (juara Olimpiade 2016 Rio De Janeiro)
terlihat begitu skeptis dengan semua simbol penghargaan yang mereka dapatkan
serupa dengan Markis Kido.
Di pemakaman Kido mereka tertunduk.
Baca Juga:
Hebat! FISIP UI Badminton Open Jadi Kalender Nasional PBSI
Mungkin juga mereka merenung untuk mencoba melupakan
simbol penghargaan yang mereka terima.
Kolega wartawan pun ada yang berkelakar,
mungkin perlu ada organisasi atau perkumpulan yang peduli membuat Taman Makam
Khusus Pahlawan Olahraga.
Dengan demikian, kita tidak akan dicap sebagai
generasi yang mengingkari pesan bijak Pendiri Bangsa, Bung Karno.
Baca Juga:
All England 2024, Erick Thohir: Setelah 30 Tahun Akhirnya Bisa LIhat Indonesia Juara Tunggal Putra
Saya sendiri mulai skeptis.
Bahkan, sulit rasanya untuk menyanggah pikiran
nakal.
Bahwa siapa pun pejabat atau pengurus olahraga
yang menyebut atlet itu pahlawan bangsa, maka dia sejatinya pahlawan kesiangan.
(Gatot
Widakdo, Konsultan Media dan Komunikasi)-dhn