Pada penyelenggaraan PON tahun ini, kontingen Jawa Barat berhasil menjadi juara umum di sembilan cabor. Capaian itu melebihi target yang ditetapkan, yakni juara umum di dua cabor (dayung dan tae kwon do).
Sementara itu tim Polo Air Putra Jabar meraih medali emas untuk kali pertama dalam 50 tahun terakhir. Kemudian, lima pelari Jabar, misalnya, berhasil memecahkan tiga rekor sekaligus untuk level PON dan Asia.
Baca Juga:
Tutup Peparnas XVI Papua, Jokowi: Bukan Hanya Torang Bisa, Tapi Torang Hebat!
Rekor pertama dicatat oleh Halomoan Edwin Binsar Simanjuntak pada nomor lari gawang 400 meter. Peraih medali perak Sea Games itu mencatatkan waktu tercepat 51.33 detik.
Tyas Murtingsih juga mampu memecahkan rekor nasional pada nomor lari putri 100 meter yang selama 20 tahun dipegang oleh Irene Truitje dengan catatan waktu 11.74 detik. Sedangkan dalam PON XX Papua 2021, Tyas mencatatkan waktu 11.67 detik.
Ia juga memecahkan rekor PON nomor 4x100 estafet putri milik DKI Jakarta dengan waktu 45.93 detik di PON XVII Kalimantan Timur 2008. Bersama Raden Roselin Fika, Erna Nuryanti, dan Ulfa Silpiana, Tyas mencatatkan waktu 45,67 detik.
Baca Juga:
Jawa Barat Berambisi Kawinkan Juara PON dan Peparnas 2021
Atlet cabor angkat berat Susi Susanti yang turun di kelas 52 kg melampaui rekor Asia dan Rakornas untuk jenis angkatan deadlif yang sebelumnya dipegang oleh Chou Yu Ji dari Cina TPE. Total angkatan Susi untuk jenis angkatan deadlif mencapai 197,5 kg.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan gelar juara umum yang didapatkan merupakan perjuangan dan kerja keras dari atlet, pelatih, tim, termasuk para keluarga.
'Ini penantian 70 tahun di mana Jabar kembali juara umum berturut-turut sejak 1951-1953. Ini hasil dari keringat, tangis dan darah, buah dari kerja keras, ketekunan dan kedisplinan serta kerja sama seluruh stakeholder olahraga di Jawa Barat," kata dia, Kamis (14/10) malam.