WAHANANEWS.CO, Jakarta - Indonesia menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Track Cycling Asia Cup 2025 yang digelar di Thailand pada 28–30 Agustus 2025.
Dari kejuaraan ini, tim nasional berhasil membawa pulang satu medali emas, dua perak, dan satu perunggu.
Baca Juga:
Tiga Medali Dipersembahkan Tim Panjat Tebing Indonesia di Hari Kedua The World Games 2025
Raihan emas disumbangkan oleh Ayustina Delia Priatna, yang tampil gemilang di nomor women elite - individual pursuit.
Atlet kelahiran Sumatera Barat itu mengaku tak menyangka bisa meraih posisi tertinggi.
"Perasaannya gak nyangka juga," ujarnyadikutip dari RRI, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga:
Bupati Tapteng Sambut Atlet Peraih Medali Emas 2nd Internasional Indonesian Student Pencak Silat 2025
Ayustina menjelaskan bahwa dirinya sudah cukup lama tidak turun di nomor trek, sehingga kemenangan ini terasa mengejutkan.
"Di nomor ini kan sebelumnya udah lama gak main track juga," katanya.
Momentum berdiri di podium membawa emosi tersendiri baginya. Ia mengaku terharu, apalagi mengingat situasi di tanah air yang sedang tidak kondusif.
"Kalau terharunya karena selama di Thailand kemarin, manajer nyuruh untuk gak terlalu sering main sosmed karena Indonesia lagi dalam kondisi tegang," ucapnya.
Ia bahkan tak kuasa menahan tangis ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang saat pengalungan medali.
"Ini yang membuat terharu karena bendera berkibar, jadi sempet agak nangis," ujarnya.
Secara spontan, Ayustina memberikan penghormatan saat berada di podium, meski biasanya hanya berdiri.
"Biasanya kita gak sampai hormat, cuman standing aja, kemarin aku kayak hormat gitu," ucapnya.
Meski tampil luar biasa, Ayustina menyebut tidak ada persiapan khusus menuju ajang ini, karena hanya dijadikan sebagai bagian dari uji coba tim menjelang kompetisi utama.
"Kita gak ada yang spesial untuk dibalapan Asia Cup Track ini, cuman tryout aja," ujarnya.
Pertandingan final berjalan ketat dengan selisih waktu yang sangat tipis antara dirinya dan pesaing terdekat.
"Kita cuman beda 1 detik, 2 detik, mungkin bisa aja kalah, bisa aja menang," katanya.
Kunci kemenangan, menurutnya, adalah komunikasi dan kepercayaan dengan pelatih yang memberikan pilihan teknis penting sebelum balapan.
"Pelatih nanya gaimana kondisinya, gearnya bisa diganti atau mau tetap, itu bikin lebih mantap," ujarnya.
Cuaca panas dan kondisi trek outdoor dengan hembusan angin juga menjadi tantangan teknis tersendiri bagi para pembalap.
"Kualifikasi pagi anginnya gak terlalu besar, sore lumayan banyak anginnya," ucapnya.
Menjelang SEA Games, Ayustina menyebut persiapan tim nasional sudah mencapai sekitar 75 persen. Namun, ketidakpastian regulasi dan nomor lomba masih menjadi tantangan.
"Kita belum tau yang pastinya, katanya bulan 9 atau 10 baru fix," ujarnya.
Ia juga memberikan pesan khusus untuk para generasi muda yang ingin meniti karier di dunia balap sepeda.
"Jangan buang-buang waktu aja, kalau udah milih jadi atlet fokus," katanya.
"Karena kalau misalnya jadi atlet kan kita gak bisa ngambil dua-duanya, jadi itu kayak pendidikan sama atlet, terus juga tetap semangat dan jangan pantang menyerah," ujarnya.
Selain Ayustina, tiga atlet Indonesia lainnya turut menyumbang medali.
Bernard Benyamin van Aert dan Terry Yudha Kusuma masing-masing meraih medali perak di nomor men elite - individual pursuit dan men elite - scratch.
Sementara Muhammad Andy Royan membawa pulang medali perunggu dari nomor men elite - omnium.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]