WahanaNews.co | Sirkuit Pertamina Mandalika sudah menjadi salah satu primadona dunia balap begitu trek di pesisir selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu mempersiapkan diri sebagai tuan rumah MotoGP 2022.
Trek sepanjang 4,3 km dan 17 tikungan itu juga bakal menjadi sirkuit jalan raya pertama yang masuk kalender MotoGP setelah Dorna Sports mengumumkan jadwal provisional musim balapan tahun depan.
Baca Juga:
Mike Trimby Dinobatkan sebagai Legenda MotoGP di Hall of Fame Silverstone
Selain mendapat slot pada 20 Maret 2022 untuk menggelar Grand Prix Indonesia, Sirkuit Pertamina Mandalika mendapat kehormatan menyambut tim dan pebalap lebih dini di Lombok ketika mereka melakukan tes pramusim pada 11-13 Februari 2022.
Kabar ini menjawab antusiasme dan kegelisahan publik Indonesia yag merupakan salah satu negara yang memiliki basis fan MotoGP terbesar di dunia.
Indonesia sebelumnya berambisi menggelar Grand Prix MotoGP Oktober tahun lalu, namun terpaksa diundur karena terganjal pandemi Covid-19 dan pembangunan sirkuit yang belum tuntas, kendati petugas di lapangan mengatakan progres konstruksi lintasan sudah "on track".
Baca Juga:
Jorge Martin Dominasi Seri MotoGP Portugal 2024 dengan Kemenangan Telak
Setelah managing director Dorna Sports Carlos Ezpeleta dan safety officer FIM menginspeksi Sirkuit Mandalika April tahun lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir resmi memundurkan MotoGP di Mandalika menjadi Maret 2022.
Kemudian beberapa bulan berselang, sebagai kado Hari Kemerdekaan RI, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mengabarkan proses pengaspalan trek Sirkuit Mandalika telah rampung 100 persen dan Indonesia semakin percaya diri menuju MotoGP 2022.
"Ini memberi kepercayaan diri bahwa 'Road to MotoGP' berada di jalurnya," kata Direktur Utama MGPA, Ricky Baheramsjah.
Test Event
Namun, sebelum Marc Marquez dan Fabio Quartararo dkk datang, Sirkuit Mandalika harus siap menjadi venue dua balapan internasional, yaitu Asia Talent Cup dan seri pemungkas World Superbike pada November 2021.
Dalam periode tiga bulan setelah perampungan aspal trek, pihak pengembang ITDC mengebut pengerjaan fasilitas pendukung balapan seperti pit building, race control, observation deck, tribun penonton, fasilitas medis, dan pengecatan kerb di lintasan utama sirkuit.
Pengecatan kerb yang berfungsi sebagai marka, menggunakan alat dan cat khusus dari Jerman dan dilakukan oleh perusahaan spesialis Race Track, Roadgrip asal Inggris, lewat anak perusahaan mereka Roadgrip Motorsport Indonesia (RMI) yang menugaskan tenaga spesialis yang berpengalaman mengerjakan sejumlah sirkuit dunia seperti Austin, Zandvoort dan Yas Marina.
Pit Building sepanjang 350 meter dengan kapasitas 50 garasi dibangun dengan sistem modular yang terdiri dari tiga lantai.
Lantai dasar adalah garasi yang digunakan para pebalap dan teknisi tim, sedangkan lantai dua merupakan tribun penonton VVIP dan media center.
Sedangkan lantai tiga Pit Building khusus untuk fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
Fasilitas Medical Center dalam sirkuit ini juga telah dilengkapi, termasuk helipad.
Para tenaga medis telah menjalani pelatihan selama enam hari guna mendukung kebutuhan medis di area sirkuit termasuk prosedur evakuasi medis via helikopter, intervensi car, ambulance, ground post, dan pit lane ground post sebagai simulasi apabila ada kecelakaan yang terjadi pada pebalap sesuai dengan SOP yang ditentukan.
Seluruh kelengkapan sirkuit ini adalah syarat agar Sirkuit Mandalika lolos homologasi final FIM.
Dan hingga pekan pertama November, MGPA menyatakan kesiapan Sirkuit Pertamina Mandalika mencapai 98 persen untuk menggelar dua ajang balapan internasional bulan ini.
"Melihat kelengkapan fasilitas dan kualitas sirkuit ini, kami optimistis dapat lolos proses homologasi oleh Federation Internationale de motorcyclisme (FIM)," kata Ricky.
Runway Bandara Internasional Lombok juga telah diperpanjang agar bisa didarati pesawat berbadan besar.
Kemudian jalan bypass Mandalika juga telah dirampungkan sehingga bisa memangkas waktu tempuh dari bandara ke sirkuit menjadi 15 menit saja.
Momentum Indonesia menjadi pemain besar dalam dunia balap semakin kuat manakala Presiden Joko Widodo meresmikan Sirkuit Pertamina Mandalika menjelang turnamen Asia Talent Cup diadakan.
Presiden Jokowi yang juga hobi mengendarai motor besar bahkan menjajal langsung trek menunggangi motor Kawasaki W175 warna hijau yang telah dimodifikasi.
Sayangnya, beberapa pekan menjelang WSBK digelar, muncul pemberitaan yang menyebutkan logistik tim Ducati yang telah tiba di Sirkuit Mandalika dibuka oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, meski MGPA akhirnya mengklarifikasi prosedur itu sudah sesuai ketentuan customs clearence untuk keperluan impor barang.
Kemudian, panitia juga terpaksa menunda penyelenggaraan ATC seri ketiga satu pekan karena kurangnya personel marshal di sirkuit.
Geliatkan Ekonomi Lombok
Dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan dikeliling perbukitan dan pesisir selatan Lombok, Sirkuit Pertamina Mandalika bisa menggeliatkan dunia olahraga otomotif dan juga ekonomi setempat.
"Perhelatan-perhelatan besar setiap tahun di Sirkuit Mandalika, kita harapkan memunculkan titiktitik ekonomi baru di NTB," kata Jokowi setelah peresmian sirkuit.
Gempita MotoGP juga dirasakan oleh Mulyadi, seorang pelaku usaha kecil dan menengah di wilayah Lombok Timur.
Pria yang bergerak di sentra kerajinan khas Lombok itu, bersama rekan-rekan sesama pengrajin merasakan dampak krisis kesehatan global terhadap usaha mereka.
"Kami benar-benar melempem, bingung mau pasarkan ke mana," kata Mulyadi.
Namun, berbagai ajang balap internasional yang dijadwalkan di Mandalika membawa optimisme baru kepada pelaku UMKM setempat dan peluang go global.
"Jujur saya kaget Lombok ternyata bisa juga berkelas dunia," kata Mulyadi di galeri kerajinan Lombok Mulya Craft.
"Mudah-mudahan dengan adanya MotoGP ini kami selaku pelaku wisata di bidang UKM bisa lebih bersemangat," lanjutnya.
Keunggulan Mandalika yang dikelilingi pantai indah berpasir putih itu memang tidak didapati di sirkuit balapan dunia lainnya.
Bahkan juara dunia Mick Doohan berkelakar para pebalap akan sangat sulit membedakan antara balapan atau liburan ketika tiba di Sirkuit Mandalika.
"Saya takut pebalap tidak bisa membedakan mana balap, mana liburan. Karena konsep Sirkuit Mandalika ini bisa dibilang wisata balapan, jadi di sini pebalap, penonton dan semua yang terlibat dalam MotoGP Mandalika ini bisa menikmati suasana konsep sirkuit yang menempel dengan pantai ini," kata Doohan.
Juara dunia lima kali era 500 cc itu juga menilai Sirkuit Mandalika menantang karena memiliki karakteristik sirkuit cepat.
"Perubahan terjadi sangat cepat dari satu titik ke titik lainnya. Artinya, akan berlangsung balapan yang sangat ketat. Pemenangnya akan ditentukan pada lap terakhir. Sangat menarik," puji Doohan.
Warisan dan Branding
Menilik sejarah, Indonesia memang bukan negara yang memiliki tradisi kuat dalam dunia motorsport, meski beberapa tahun belakangan ini jutaan dolar digelontorkan sejumlah brand Tanah Air kepada tim-tim yang berkompetisi dalam berbagai kelas kejuaraan dunia MotoGP.
Meski demikian, tidak ada kata terlambat untuk memulai hal itu, apalagi jika melihat keberhasilan Malaysia dan Thailand yang menuai kesuksesan menjadi bagian rutin kalender MotoGP.
"Indonesia kalau saya bilang mendingan jadi negara penyelenggara dulu tapi rutin, jangan setahun-dua tahun hilang, seperti di Sentul dulu kan cuma tahun 96-97 sudah hilang," kata pengamat otomotif, Arief Kurniawan, beberapa waktu lalu kepada wartawan.
"Kalau mau dianggap sebagai negara penyelenggara motorsports dengan tradisi yang kuat, eventnya juga harus digelar rutin," sambungnya.
Arief menilai, Sirkuit Mandalika memiliki unique selling point karena berada di kawasan ekonomi khusus dan dekat dengan berbagai destinasi wisata unggulan di Lombok.
Mantan Pemimpin Redaksi tabloid Bola itu bahkan optimistis Sirkuit Mandalika bakal mengalahkan pamor sirkuit di Asia Tenggara lainnya yang telah lebih dulu menggelar MotoGP seperti Sepang di Malaysia dan Chang di Thailand.
"Memang saat ini aksesnya susah, tapi itu dalam empat-lima tahun ke depan aksesnya akan mudah, butuh proseslah," kata dia.
Belum lagi kekuatan branding yang sangat besar dari gelaran balap MotoGP itu sendiri yang bakal mengangkat pamor Indonesia di mata dunia sehingga menambah kepercayaan diri pabrikan dan perusahaan internasional untuk menjalin kemitraan.
"Artinya ketika digelar, Indonesia sudah menjadi bagian dari pemain global bahwa negara ini aman, maju, negara yang ramah karena orang tidak perlu khawatir datang ke Indonesia karena bisa menggelar (balapan) dengan sukses," kata Arief.
"Efek wow-nya akan besar sekali Mandalika ini," pungkas dia. [qnt]