"Iki sing salah dudu pedagange thok lho ya. Sing mangan barang ki lho (Yang salah bukan cuma pedagang, yang makan juga)," katanya.
Lebih lanjut, Gibran menyebut daging anjing yang dikonsumsi di Kota Solo dipasok dari daerah lain. Ia pun meminta Koalisi DMFI agar mendorong daerah-daerah tersebut melarang perdagangan anjing untuk konsumsi.
Baca Juga:
Jawa Barat Diklaim Jadi Pemasok Utama Daging Anjing, DKPP Ungkap Hal Ini
"Saya tadi juga minta tolong DMFI, supplier-nya ini kan tidak dari solo. Ini ada suplier besar. Nah di kota itu atau di provinsi itu juga harus ada aturan untuk menyetop supplier anjing ini.
Sementara itu, Koordinator Koalisi DMFI wilayah Soloraya, Mustika menyatakan pihaknya akan mendukung penuh upaya Gibran melarang konsumsi daging anjing di Solo. Koalisi DMFI menginginkan para pedagang berhenti berjualan daging anjing dengan suka rela.
"Jangan sampai kita melakukan gebrakan sementara, setelah itu mereka jualan sembunyi-sembunyi, atau malah jualan online. Online ini kan susah dilacak. Ini yang kami takutkan," katanya.
Baca Juga:
Warung Daging Anjing Berkembang di Solo: Jamu-Bikin Badan Enak
Mustika juga membeberkan anjing yang dikonsumsi di Solo sebagian besar berasal dari Jawa Barat. Anjing-anjing tersebut diangkut ke beberapa pengepul di Sragen untuk didistribusikan ke warung-warung kuliner anjing.
"Kita sudah melakukan investigasi, yang tertinggi dari Garut, Tasik, Pangandaran, Sukabumi. Di sana malah konsumsi daging anjing itu tidak ada, makanya dijual ke sini," katanya. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.