WAHANANEWSCO, Jakarta – Prinsip penting dalam menuntut ilmu di ajaran Islam diantaranya adalah menghormati guru yang telah mendidik dan membimbing kita, baik dalam aspek ilmu agama maupun ilmu di dalam kehidupan bermasyarakat.
Setelah kewajiban berbakti kepada orang tua, tanpa adab terhadap guru, ilmu dapat kehilangan keberkahan. Ilmu yang tidak berkah dikhawatirkan justru menjadi jembatan menuju malapetaka bagi kehidupan seorang muslim–kader HMI.
Baca Juga:
Pakar BRIN Prediksi Hari Raya Idulfitri Serempak Jatuh Pada Tanggal 31 Maret 2025
Dalam lingkungan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), guru bukan hanya mereka yang mengajar secara formal di kelas. Guru dalam konteks HMI meliputi para senior, pengader-pemandu, dan alumni yang sebelumnya telah melalui proses kaderisasi, dan yang terus membimbing serta menginspirasi kader aktif HMI dalam berbagai kesempatan, baik itu perkaderan formal seperti Latihan Kader (L) I; II; III; Senior Course (SC); maupun Latihan formal dan non-formal lainnya.
Para senior, pengader, dan alumni merupakan ujung tombak proses pendidikan formal dan non-formal kader HMI. Merekalah yang menyampaikan nilai-nilai dan prinsip ke-Islaman (akidah-tauhid-iman; syariah-fiqih-islam; akhlak-tasawuf-ihsan). Kemudian prinsip-prinsip keilmuan (ilmu), dan semangat juang HMI (amal).
Para alumni dalam kehidupannya memberi contoh nyata bagaimana nilai-nilai HMI diaplikasikan di dunia nyata. Beberapa diantaranya terus menjaga tumbuh kembang organisasi HMI, selalu mengingatkan kader-kader untuk terus melangkah di jalan yang lurus, jalan yang diridhai Allah Swt. Tak jarang, mereka selalu mendorong kegiatan-kegiatan HMI dengan tenaga, pikiran, dan dananya dalam keadaan lapang maupun sempit. Oleh karena itu, mereka layak diposisikan sebagai guru bagi setiap kader aktif HMI.
Baca Juga:
Suami Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang Istri, Sah atau Tidak? Simak Penjelasannya
Menghormati guru di HMI merupakan bentuk penghargaan atas ilmu dan pengalaman yang telah mereka ajarkan. Penghormatan tersebut tidak hanya bersifat simbolis atau formal, tetapi diwujudkan dalam sikap, tutur kata, dan pergaulan sehari-hari. Inilah adab kader HMI yang perlu dijaga.
Nilai Islam, adab mendahului ilmu. Seorang murid yang tidak memiliki adab terhadap gurunya dikhawatirkan akan sulit mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajarinya. Begitu pula di HMI, ilmu yang disajikan di ruang-ruang kaderisasi akan kehilangan maknanya jika tidak dibarengi dengan adab yang baik kader kepada gurunya.
Perlu pula dipahami bahwa senior, pengader, dan alumni bukanlah manusia yang sempurna. Mereka tetap manusia biasa yang dapat khilaf, lalai, atau salah. Namun, hal tersebut tidak serta-merta menjadi alasan untuk mengabaikan adab dalam bersikap terhadap mereka. Sampaikanlah kritik, saran, dan masukan kepada mereka dengan cara yang santun dan beradab. Perkuatlah argumen kepada mereka dengan bukti-bukti, fakta empiris, serta dalil-dalil keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.