WahanaNews.co | Letusan gunung berapi bawah laut di Hunga Tonga-Hunga Ha’apai mengejutkan dunia terkait dampak kerusakannya yang sangat masif.
Pakar vulkanologi dari Jerman, Christoph Helo mengatakan mayoritas gunung berapi aktif justru terjadi di bawah laut.
Baca Juga:
Waduh! Kapal Perang Australia Sempat Mati Listrik di Tengah Laut
"Dua pertiga dari seluruh aktivitas vulkanisi terjadi di lautan dalam," demikian kata Helo, pakar gunung berapi di University of Mainz, Jerman.
Letusan gunung berapi di Tonga memang dahsyat sekaligus tidak biasa.
Pasalnya, letusan di bawah laut semacam itu biasanya terjadi tanpa kehebohan.
Baca Juga:
Pakar Volkanologi: Mayoritas Gunung Berapi Aktif Ada di Bawah Laut
"Kebanyakan gunung berapi di planet kita ini ada di basah laut, hal ini tidak istimewa. Mereka meletus dengan sangat senyap sehingga tidak seorang pun peduli," sebut Helo yang dikutip dari Deutsche Welle.
Jumlah pasti seberapa banyak gunung berapi bawah laut tidak dapat ditentukan.
Estimasi dari Tamsin Mather, profesor Ilmu Bumi di Oxford University adalah antara ratusan sampai ribuan.
Mengenai terbentuknya, tidak ada bedanya dengan di darat.
"Tidak ada perbedaan spesifik dalam pembentukan gunung berapi bawah laut dengan di daratan," kata Helo.
Gunung berapi terbentuk ketika magma diproduksi oleh magma di lapisan kedua interior Bumi dan berhasil naik.
Adapun dampak dari erupsi gunung berapi bawah laut tergantung kedekatannya dengan permukaan. Semakin dekat semakin berpotensi merusak.
Sejauh ini, gunung berapi bawah laut belum terlalu banyak diteliti dengan detail mengingat lokasinya sehingga masih menjadi misteri.
"Hanya beberapa situs aktif yang telah diteliti dengan detail karena gunung berapi bawah laut susah diakses," cetus Mather.
Letusan gunung berapi bawah laut di Tonga sendiri masih diselidiki secara intensif oleh para ilmuwan untuk mengetahui dampaknya maupun sebabnya. [rin]