WahanaNews.co | Terdapat beberapa perdebatan tentang air keran yang boleh dan tidak boleh digunakan untuk menyiram tanaman hias.
Hal ini karena setiap wilayah memiliki komponen dan tingkat keasaman air keran yang berbeda-beda.
Baca Juga:
Upaya Pemerintah Kabupaten Barito Utara dalam Penanganan Inflasi Pangan
Ditambah, kekhawatiran atas kadar timbal, klorin, dan senyawa lain dalam air telah menimbulkan pertanyaan tentang penggunaan air ledeng pada tanaman.
Namun, dilansir dari Gardening Know How, Rabu (25/1/2023), dalam kebanyakan kasus, air keran aman untuk menyiram tanaman karena telah diuji dan diatur agar sesuai dengan standar keamanan air minum.
Jika khawatir dengan air keran, mungkin perlu merebusnya atau membiarkannya selama beberapa jam untuk mengeluarkan senyawa tertentu dan membuat air keran cukup murni untuk menyiram tanaman.
Baca Juga:
Lima Cara Tepat Gunakan Micin Sebagai Pupuk Tanaman
Selain air keran, tak sedikit orang menggunakan air hujan untuk menyiram tanaman, bahkan disebut sebagai cara terbaik.
Penggunaan air keran untuk menyiram tanaman juga bisa menghemat biaya tagihan air.
Namun, seperti hampir semua hal lainnya, ada pro dan kontra menggunakan air hujan untuk menyiram tanaman.
Manfaat menggunakan air hujan untuk menyiram tanaman meliputi konservasi, biaya, dan kemudahan pengumpulan.
Selain itu, air hujan lebih tinggi nitrogen dengan pH lebih tinggi daripada air ledeng.
Tingkat klorin dan fluorida di sebagian besar air keran dapat menghentikan tanaman dari penyerapan nitrogen secara efektif.
Beberapa air minum juga mengandung kadar natrium berbahaya, sedangkan air hujan memiliki kadar nitrogen dan amonium lebih tinggi.
Ini diubah menjadi persediaan yang tersedia oleh mikroba, jamur, dan bakteri yang bermanfaat agar mudah diserap akar tanaman.
Pada akhirnya, air hujan memiliki keunggulan tertentu dibanding air ledeng. Namun, cara menyimpannya dapat mempengaruhi hal-hal positif tersebut.
Air hujan yang dikumpulkan dalam wadah mungkin bukan pilihan terbaik. Apalagi bila air hujan yang ditampung tidak ditutup baik.
Ini dapat membuat air hujan menjadi kotor dan menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Selain itu, material wadah juga berpengaruh pada air hujan. Wadah plastik tertentu mengeluarkan gas yang berpotensi berbahaya. Wadah logam umumnya bisa menjadi pilihan terbaik.
Begitu pun bila menampung air hujan yang telah melewati atap rumah bisa menimbulkan beberapa kekhawatiran.
Limpasan atap mungkin mengandung seng, tembaga, timbal, dan bakteri tingkat tinggi seperti E. coli.
Penting pula membersihkan wadah penyimpanan dengan sedikit pemutih setiap sebulan sekali guna mengurangi tingkat bakteri jahat.
Para ahli menyarankan menggunakan air hujan yang melewati atap rumah untuk menyiram tanaman hias, bukan tanaman yang bisa dikonsumsi demi mencegah risiko-risiko buruk. [eta]