WahanaNews.co |
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut
Binsar Pandjaitan, mengungkapkan alasannya membuka sekolah yang bernaung di
bawah Yayasan Del di Sumatera Utara pada 2001 silam.
Luhut ingin sekolah tidak hanya berfokus pada
pendidikan formal, tapi juga karakter.
Baca Juga:
Luhut Bongkar Strategi Penting Pemerintah Hadapi Pandemi di Hadapan Kabinet Merah Putih
"Bagi kami, orang Batak, kekayaan sebenarnya
adalah anak. Mereka adalah generasi keluarga, juga penerus bangsa. Maka dari
itu, mereka harus dibesarkan, disekolahkan, dididik secara ilmu dan karater,"
ujar Luhut, melalui akun Instagram pribadinya yang terverifikasi, @luhut.pandjaitan,
Senin (30/5/2021).
Luhut mengatakan, anak yang pintar dan
berkarakter adalah warisan terbaik bagi para orangtuanya.
Falsafah itulah yang membuat Luhut akhirnya
membuka sekolah selepas menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura.
Baca Juga:
Penasaran? Simak, Ini Tugas Dewan Ekonomi Nasional yang Dipimpin Luhut
Namun, kata Luhut, cita-cita membentuk sekolah
tak semudah yang ia rencanakan.
Musababnya, ia harus mengikuti tata-birokrasi
yang ada di Indonesia sebelum membangun sekolah seperti politeknik.
"Saya harus membentuk sebuah yayasan terlebih
dulu," ujar Luhut.
Adapun pemilihan Del sebagai nama yayasan
bukan tanpa pertimbangan.
Luhut menjelaskan, nama itu memiliki arti
selangkah ke depan.
Pada Oktober nanti, yayasan ini akan memasuki
hari jadinya yang ke-20.
"Saya berharap, di momen hari jadi ke-20 tahun
ini, Yayasan Del menjadi warisan kecil kami ini menjadi budaya yang kelak akan
besar nilainya bagi bangsa ini, yaitu kesadaran akan pentingnya akses
pendidikan yang merata untuk kemajuan Indonesia," ujar Luhut.
Luhut berharap, Yayasan Del bisa berkontribusi
bukan hanya bagi anak-anak di daerahnya, tapi dengan jangkauan yang lebih luas.
Ia pun ingin seluruh anggota keluarganya ikut
mengelola yayasan tersebut.
"Karena kami ingin meninggalkan tradisi baik
bila kami sudah berpulang nanti," tutur dia. [qnt]