WahanaNews.co | Presiden Rusia, Vladimir Putin umumkan pasukan nuklir untuk bersiaga, tidak lama kemudian Amerika Serikat menyiapkan 'Pesawat Kiamat' anti-nuklir untuk berlatih. Pesawat tersebut diklaim tahan terhadap serangan nuklir.
Pesawat itu lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara AS di Nebraska, Senin (28/2) kemudian menyelesaikan penerbangan 4,5 jam menuju Chicago dan kembali lagi ke pangkalan.
Baca Juga:
J-10C dan Su-35, Duet Maut Baru yang Siap Perkuat Langit Indonesia
Basis 'Pesawat Kiamat' anti nuklir itu merupakan Boeing 747 yang dimodifikasi dengan nama Boeing E-4B. Pesawat dirancang bisa membawa 112 personel.
E-4B adalah bagian dari armada yang disebut pesawat Nightwatch dirancang oleh militer AS sejak tahun 1970-an. Tujuan dibuat pesawat ini untuk melindungi personel militer tingkat atas jika terjadi perang nuklir.
Pembangunan pesawat ini menghabiskan US$200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun (kurs Rp14,382), dilengkapi sederet fitur keselamatan yang tidak ada pada Boeing 747 komersial.
Baca Juga:
Jerman Perpanjang Konflik, Bebaskan Ukraina Hantam Rusia dengan Rudal Jarak jauh
Boeing E-4B dilengkapi dengan instrumen penerbangan analog kuno, bukan peralatan digital modern, untuk memungkinkan pesawat terus beroperasi ketika terkena gelombang elektromagnetik dari ledakan nuklir.
Pesawat yang hampir seluruh bagiannya tanpa jendela ini dilengkapi dengan lapisan khusus, untuk melindungi efek termal dari ledakan perang nuklir.
Benjolan khusus yang terdapat di atas pesawat atau dikenal sebagai 'radome' memiliki lebih dari 65 antena dan antena parabola. Antena itu digunakan untuk berkomunikasi dengan kapal, kapal selam, pesawat terbang dan telepon rumah di seluruh dunia.