Sotheby's mengungkap lempengan tersebut kemungkinan awalnya telah dihancurkan oleh invasi Romawi pada tahun 400-600 Masehi atau akibat Perang Salib pada akhir abad ke-11.
Dalam sebuah video singkat tentang penjualan, rumah lelang tersebut menggambarkan 10 Perintah Allah dalam Kitab Keluaran sebagai "landasan hukum dan moralitas" dan "teks pendiri peradaban Barat."
Baca Juga:
Dugaan Malpraktik Lelang Rehab PSBD Budi Bhakti 1 Cengkareng, Dinsos DKI Didesak Batalkan Lelang
Batu ini memiliki 20 baris teks, yang mengikuti ayat-ayat dari Alkitab, yang umum dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Namun, hanya sembilan dari 10 perintah dari Keluaran yang disertakan.
Sementara itu, satu perintah yang hilang adalah: "Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan." Sebagai gantinya, ada perintah baru untuk beribadah di Gunung Gerizim.
"Lempeng yang luar biasa ini bukan hanya artefak bersejarah yang sangat penting, tetapi juga merupakan penghubung nyata dengan kepercayaan yang membantu membentuk peradaban Barat," kata Richard Austin, kepala buku dan manuskrip global Sotheby's, dalam pernyataan persnya.
Baca Juga:
Pokja Diduga 'Main Mata' dengan Kontraktor Atur Pemenang Lelang
"Menemukan warisan budaya bersama ini berarti melakukan perjalanan selama ribuan tahun dan terhubung dengan budaya dan kepercayaan yang diceritakan melalui salah satu kode moral manusia yang paling awal dan paling abadi," imbuhnya.
Lelang akan berlangsung pada 18 Desember, namun lempengan batu ini sudah dapat dilihat di showroom lelang di New York mulai tanggal 5 Desember.
Tahun lalu, sebuah Alkitab Ibrani yang berusia lebih dari 1.000 tahun terjual dengan harga 38,1 juta dolar AS di Sotheby's, New York. Codex Sassoon, yang berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10, digambarkan sebagai "salah satu teks yang paling penting dan unik dalam sejarah manusia."