Monsun ini juga kerap dikaitkan dengan peningkatan tinggi gelombang di kawasan pesisir.
Kedua, lanjutnya, fenomena seruakan dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Sebagian Besar Wilayah Sulawesi Utara Akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Serukan angin (cold surge) sendiri merupakan aliran massa udara dingin yang berasal dari daratan Asia sekitar Tibet lewat Laut China Selatan hingga ke wilayah Indonesia bagian barat saat monsun Asia musim dingin.
Seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Ketiga, kata Dwikorita, adalah fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara intensif
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
Fenomena aliran lintas ekuator (cross equatorial flow) merupakan aliran udara dari belahan bumi bagian utara dan melintasi equator, menurut jurnal yang diterbitkan BPPT dengan judul 'Dinamika Atmosfer di Indonesia Bagian Barat'.
Jurnal yang ditulis oleh Tyas Tri Pujiastuti menjelaskan, cross equatorial flow ini ditandai dengan arah angin dominan dari utara di wilayah equator, sehingga seringkali disebut juga sebagai Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).
Dwikorita melanjutkan tiga fenomena itu "dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian barat tengah dan selatan." [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.