WahanaNews.co, Jakarta - Bagi sebagian orang, gawai lawas seperti laptop dan Hp biasanya akan dijual kembali sebelum menggantinya dengan yang baru. Namun ternyata, ahli tidak merekomendasikan menjual gawai lawas.
Lalu, apa alasannya?
Baca Juga:
Cara Mudah Reset Ulang Hp Android ke Pengaturan Pabrik
Ketua Tim Insiden Siber Sektor Keuangan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Sandromedo Christa Nugroho mengungkap alasan mengapa gawai lawas seperti laptop atau ponsel dan gawai lainnya yang sudah tidak terpakai tidak perlu dijual.
"Saya menyarankan ke masyarakat kalau misalkan memiliki laptop bekas, Hp bekas, itu lebih baik jangan dijual, lebih baik dibiarkan hingga rusak," kata dia ditemui di Jakarta, Kamis (30/11), mengutip ANTARA.
Menurut Sandromedo ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang dapat mengambil data dan informasi yang tersimpan dalam segala jenis elektronik, sekalipun data itu sudah dihapus.
Baca Juga:
Ini Cara Membersihkan Cache di Android Agar Ponsel Tak Lemot
Ia mengatakan, recovery atau pemulihan data dapat dilakukan pada perangkat elektronik, meskipun data tersebut telah dihapus dari bak sampah (trash bin) maupun riwayat data terhapus bila pada ponsel. Ia menjelaskan, sejatinya ada dua jenis memori pada elektronik, yakni memori volatile dan non-volatile.
Menurut dia memori volatile merupakan jenis memori dalam komputasi yang membutuhkan daya untuk menyimpan informasi yang disimpan, seperti memori jangka pendek (random-access memory/RAM). Data yang tersimpan pada RAM akan tidak aktif atau hilang ketika gawai tersebut mati.
Sedangkan, memori non-volatile adalah memori yang datanya dapat ditulis serta dihapus, tapi data akan tetap ada meskipun gawai dalam kondisi mati.