WAHANANEWS.CO, Jakarta - Amerika Serikat diam-diam menyimpan senjata penghancur luar biasa yang kini diyakini menjadi kunci serangan mematikan ke fasilitas nuklir Iran.
Senjata itu adalah GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker paling mematikan yang pernah dimiliki AS.
Baca Juga:
USS Nimitz Tiba-tiba Hilang Sinyal di Perairan RI, Ini Respons TNI AL
Beratnya mencapai 13,6 ton, dan dirancang untuk menembus lapisan beton dan batu sedalam lebih dari 60 meter sebelum meledak dan menghancurkan target yang tersembunyi jauh di bawah permukaan tanah.
Inilah senjata yang diyakini telah digunakan dalam serangan terhadap Fordow, salah satu pusat pengayaan uranium paling rahasia milik Iran.
"Senjata ini dirancang dengan selongsong baja yang tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan batu ini," ungkap Masao Dahlgren, peneliti pertahanan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), dalam wawancara yang dikutip Minggu (2/6/2025).
Baca Juga:
Dunia di Ujung Perang Besar: Jika AS Terseret Konflik Israel-Iran, China dan Rusia Tak Akan Diam
Bom ini memiliki panjang sekitar 6,6 meter dan dilengkapi peledak dengan sistem fuse canggih.
Peledak tidak langsung meledak saat menyentuh tanah, tapi terus menembus hingga mencapai lapisan terdalam, baru kemudian meledak dengan daya hancur maksimal tepat di titik paling sensitif.
GBU-57 bukan bom biasa. Hanya pesawat pembom siluman B-2 milik Angkatan Udara AS yang mampu mengangkut dan menjatuhkan bom ini.
Setiap pesawat B-2 dapat membawa dua unit MOP, dan menariknya, citra satelit menunjukkan bahwa beberapa B-2 terlihat di pangkalan Diego Garcia, Samudera Hindia, pada awal Mei 2025 lalu.
Lokasi ini sangat strategis untuk menjangkau wilayah Iran dan negara-negara di Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa negaranya telah menggempur tiga fasilitas nuklir Iran, Fordow, Natanz, dan Esfahan, dalam operasi militer yang disebutnya sangat berhasil.
Meski semua target diserang, fokus utama diarahkan ke Fordow, yang disebut sebagai pusat nuklir terdalam Iran.
Trump kemudian menyerukan kepada Iran agar memilih jalan damai. “Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses... Sekarang waktunya untuk perdamaian,” ujar Trump.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]