WahanaNews.co | Demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan BEM fakultas terhadap pimpinan rektorat kampus, Selasa (30/8), berujung ricuh.
Demo yang dimulai sejak sekitar pukul 15.40 WIB itu menjadi ricuh jelang malam atau pukul 17.55 WIB. Massa mahasiswa dan petugas terlibat saling aksi dorong di depan kantor rektorat, Pusat Administrasi Universitas Indonesia.
Baca Juga:
Ingat! FISIP UI Undang 2 Paslon Walkot Depok Diskusi, Ini Masalahnya
Seorang petugas terlihat hidungnya berdarah dan lemas, kemudian datang ambulans yang membawanya.
Dalam aksi yang juga diikuti dosen FISIP UI itu pada petang tadi massa menutup lambang UI, Makara, dengan kain hitam sebagia simbol duka cita.
Aksi tutup makara ini sempat mendapat perlawanan dari pengamanan lingkungan kampus (PLK) karena mahasiswa ingin memanjat dan menutup makara UI besar yang ada di bagian depan pintu gerbang utama.
Baca Juga:
Wisudawan Terbaik 2024: Putu George Matthew Simbolon Ukir Sejarah dengan IPK Sempurna di UI
Massa pun bernegosiasi. Mahasiswa menutup makara UI serta tulisan 'Universitas Indonesia' yang posisinya berada di bawah makara UI besar.
Selain kain hitam, sebuah jaket kuning yang merupakan jas almamater UI pun diselipkan di makara besar bagian atas.
Selain itu, di bawah kain hitam, mahasiswa membentang sebuah spanduk yang menyinggung soal kekerasan seksual di lingkungan kampus. Spanduk itu bertuliskan, "Universitas Indonesia belum bebas dari KS".
Aksi ini dimulai dengan longmars dari Stasiun Universitas Indonesia (UI) sejak pukul 15.46 WIB.
Menurut Koordinator Sosial Politik BEM UI Melki Sedek Huang, aksi ini diikuti 1000 orang yang tergabung dari berbagai elemen mahasiswa.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Akbar sebagai Keamanan, ada 150 petugas yang diturunkan untuk mengamankan aksi hari ini.
Saat berjalan hingga wilayah gedung Rektorat UI, mahasiswa juga sempat dihalangi untuk mendekat ke depan gedung Rektorat UI. [rin]