WahanaNews.co | Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur memastikan penemuan arca di Candi Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, berjumlah tiga buah.
Arca tersebut adalah Arca Nandiswara, Arca Agastya, dan Arca Mahakala.
Baca Juga:
Cekcok soal Warisan, Adik Bakar Kakak Sendiri Saat Sedang Salat hingga Tewas
Semua arca tersebut kental dengan filosofi ajaran Hindu.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, menjelaskan, seluruh arca tersebut akan dibawa ke Kantor BPCB Jatim untuk dilakukan pemugaran atau restorasi.
"Kami menemukan tiga buah arca. Arca-arca tersebut saat ini dibawa ke kantor kami untuk dilakukan restorasi atau diperbaiki. Karena keseluruhan arca-arca tersebut pada beberapa bagian dalam kondisi pecah," papar Wicaksono Dwi Nugroho, ketika dikonfirmasi wartawan pada Senin (28/2/2022).
Baca Juga:
Inspektorat dan Diskominfo Malang Raya Gandeng PWI Sosialisasikan Pencegahan Antikorupsi
Usai restorasi rampung dilakukan, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, pihaknya akan mempertimbangkan ekskavasi Candi Srigading tahap ketiga.
"Direncanakan begitu, sedang dikoordinasikan kembali," papar Wicaksono.
Wicaksono menceritakan, pada ekskavasi tahap kedua, timnya menemukan banyak petunjuk terkait napak tilas Candi Srigading.
Temuan sejarah tersebut dipastikan berasal dari Kerajaan Mataram Kuno.
Secara kelengkapan, bagian bangunan Candi Srigading sudah tampak sekitar 75 persen.
Profil kaki candi dipastikan berukuran 8 x 8 meter dan fondasi sebesar 10 x 10 meter.
Penampakan sisi timur Candi Srigading juga telah diungkap oleh para arkeolog BPCB.
Pada bagian tersebut, terdapat sebuah tangga yang menghadap ke timur.
"Mungkin tepatnya menghadap ke Gunung Semeru serta sisi barat menghadap ke Gunung Arjuno," sambungnya.
Dari hasil ekskavasi dua tahap itu, BPCB Jawa Timur menyimpulkan bahwa bangunan di Situs Srigading ini adalah candi, dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda seperti Lingga, Yoni, Arca Mahakala dan Nadiswara.
"Benda-benda itu hanya bisa ditemukan di kawasan bangunan candi," jelas Wicaksono.
BPCB Jatim memperkirakan Candi Srigading sejatinya memiliki tinggi bangunan mencapai 13 meter.
Fenomena alam seperti gempa bumi dan faktor usia bangunan membuat bangunan candi yang ditemukan saat ini dalam kondisi tidak utuh.
Bagian candi yang ditemukan saat ini merupakan badan candi.
Bagian yang ambruk tersebut merupakan sisi atas candi.
Pada proses ekskavasi memang ditemukan bongkahan-bongkahan batu bata berukuran besar.
Reruntuhan bangunan menyebar tak tak jauh dari lokasi candi.
"Kami menghitung bangunan Candi Srigading yang ditemukan saat ini tingginya sekitar 3 meter sesuai pada tempat Yoni yang ditemukan. Namun berdasarkan yang kami temukan tentang runtuhan bangunan, tinggi candi kami perkirakan sekitar 13 meter," tutupnya.
Wicaksono juga menuturkan, pihaknya masih memiliki hipotesa yang terus dicari jawabannya.
Yakni petunjuk yang berasal dari Prasasti Linggasuntan yang ada kaitannya dengan Candi Srigading.
Prasasti tersebut menyebutkan adanya bangunan suci Batara I Walandit.
Wicaksono berasumsi bisa jadi Batara tersebut merupakan Candi Srigading.
"Hipotesa apakah candi ini yang dimaksud sebagai bangunan suci Batara I Walandit itu kami masih memperkuatnya," tutup Wicaksono. [gun]