WAHANANEWS.CO, Jakarta - Meskipun dihadapkan pada ancaman, OpenAI, pembuat ChatGPT, tetap kukuh menolak tawaran akuisisi dari konsorsium yang dipimpin oleh Elon Musk, yang nilainya mencapai USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.592 triliun.
Dewan direksi OpenAI menegaskan bahwa mereka tidak akan menjual perusahaan tersebut, dan tawaran serupa di masa depan akan dianggap tidak serius, dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2025).
Baca Juga:
OpenAI Tolak Tawaran Rp1.576 Triliun dari Elon Musk
Penolakan ini adalah respons OpenAI terhadap ancaman Musk yang menyatakan akan memaksa akuisisi jika OpenAI tidak menghentikan rencana perubahannya dari perusahaan nirlaba menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan.
"OpenAI tidak akan dijual. Dewan Direksi sepakat untuk menolak percakapan Musk yang berusaha mendisrupsi kompetitornya. Jika ada reorganisasi di OpenAI di masa depan, itu akan fokus pada penguatan misi nonprofit kami dan memastikan bahwa AGI (artificial general intelligence) akan memberikan manfaat bagi umat manusia," ujar Chairman OpenAI Bret Taylor di X.
Komentar ini kemudian mendapat tanggapan dari Marc Toberoff, pengacara Musk, yang berpendapat bahwa OpenAI berencana untuk mengendalikan penuh perusahaan yang berfokus pada keuntungan, yang menurutnya hanya akan memperkaya beberapa anggota dewan direksi, bukan untuk kepentingan manusia.
Baca Juga:
Perusahaan Teknologi OpenAI Dilaporkan Selangkah Makin Dekat Produksi Chip AIinternalnya
Pada Desember lalu, OpenAI mengungkapkan rencananya untuk merombak struktur perusahaan dengan menjadikannya lebih mudah menggalang dana dan menghapuskan batasan yang ada pada perusahaan nirlaba.
Musk menilai langkah ini berpotensi membahayakan publik, dan karena itu, ia berencana untuk membeli OpenAI bersama konsorsium yang dipimpinnya.
"Jika Dewan Direksi OpenAI tetap berpegang pada misi mereka sebagai perusahaan nirlaba dan menyetujui untuk menghapus status 'dijual' dari aset mereka dengan menghentikan konversi ini, Musk akan menarik tawarannya," kata pengacara Musk, Mark Toberoff, saat mendaftarkan rencananya di pengadilan California.