CME membawa partikel bermuatan listrik yang dikenal sebagai ion. Ketika bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, partikel tersebut dapat memicu badai geomagnetik.
Selama badai Matahari, ion-ion berinteraksi dengan gas di atmosfer Bumi dan menghasilkan cahaya sebagai hasil pelepasan energi. Fenomena ini dikenal sebagai aurora borealis di belahan Bumi utara dan aurora australis di belahan selatan.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Pemadaman radio gelombang pendek yang terjadi di Eropa dan Afrika disebabkan oleh radiasi dari jilatan api Matahari yang mengionisasi lapisan atas atmosfer saat mencapai Bumi.
Ionisasi ini menciptakan kondisi atmosfer yang lebih padat untuk sinyal radio gelombang pendek frekuensi tinggi, yang biasanya digunakan untuk komunikasi jarak jauh.
Saat sinyal melewati lapisan atmosfer yang terionisasi, energi sinyal berkurang karena tumbukan dengan elektron, yang dapat melemahkan atau bahkan menyerap sinyal sepenuhnya.
Baca Juga:
MTCRC Gelar Pelatihan Pemetaan Habitat Bentik Menggunakan Drone dan Sensor Multispektral
Suar Matahari yang terjadi pada 3 Oktober merupakan yang paling kuat dalam siklus Matahari saat ini, dan menjadi yang terhebat dalam tujuh tahun terakhir.
Sebelumnya, pada September 2017, dua suar besar dengan kekuatan X13.3 dan X11.8 terjadi pada fase penurunan siklus Matahari sebelumnya.
Sebagai catatan, suar Matahari dikategorikan berdasarkan kekuatannya. Suar kelas X adalah yang terkuat, sedangkan suar kelas M 10 kali lebih lemah, diikuti oleh suar kelas C yang 10 kali lebih lemah dari kelas M. Suar kelas B lebih lemah dari suar kelas C, dan suar kelas A adalah yang paling lemah dan tidak berdampak signifikan pada Bumi.