WahanaNews.co | Sejak tahun lalu Gojek telah melakukan uji coba motor listrik. Untuk permulaan, Jakarta Selatan dipilih sebagai area uji coba.
Tahun ini, pihaknya juga menyebut akan menambah pasokan 5.000 motor listrik untuk uji coba. Lantas, bagaimana perkembangan uji coba sebelumnya?
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
VP Corporate Affairs Gojek, Teuku Parvinanda Handriawan mengatakan pihaknya kerap melakukan evaluasi terhadap penerapan motor listrik utamanya bagi mitranya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi catatan baik yang didapatkan mulai dari sisi teknis hingga pendapatan mitra.
"Dari sisi teknis, teknologi battery swapping pada armada kami, menemukan fakta di mana proses yang dilakukan oleh mitra kami itu lebih cepat dan mudah. Prosesnya itu kurang dari 1 menit," kata pria yang karib disapa Andri saat diskusi publik bertema Mengulik Sustainability Sektor Transportasi Lewat Teknologi yang digelar Forum Wartawan Teknologi (FORWAT) secara daring, Rabu (25/5).
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Kemudian, lanjut Andri, strategi ini ternyata mampu menekan pengeluaran para mitra driver. Dengan kata lain, terjadi penghematan dari sisi biaya operasional. Berdasarkan hasil survei Gojek, biaya operasional mitra driver bisa ditekan hingga ratusan ribu rupiah.
"Ini penting bagaimana kami bisa memfasilitasi mitra driver kami yakni dengan menurunnya biaya operasional mereka. Mayoritas mitra menghemat biaya operasional Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per bulan," ungkap Andri.
Fakta penghematan penggunaan kendaraan listrik dari sisi operasional itu pun diamini oleh Fabby Tumiwa. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) ini mengatakan, dari segi investasi untuk membeli kendaraan listrik saat ini memang masih terbilang mahal, sebagai contohnya mobil listrik.