WahanaNews.co | Mauna Loa adalah gunung berapi perisai (shield volcano) terbesar di Bumi sekaligus paling aktif di dunia.
Data ilmiah mengungkapkan lebih banyak tentang apa yang mungkin cukup untuk memicu letusan di masa depan.
Baca Juga:
Terperangkap Karhutla, 96 Warga Hawaii Tewas Terpanggang Api
Gunung tersebut aktif setidaknya selama 700 ribu tahun terakhir dan mendominasi lanskap Hawaii.
Melihat pergeseran tanah yang dilacak oleh GPS dan data satelit, para peneliti pada 2021 dapat memodelkan aliran magma di bagian dalam Mauna Loa serta mencari tahu apa yang akan dan tidak akan memicu letusan besar berikutnya.
Gempa bumi yang cukup besar mungkin saja terjadi.
Baca Juga:
Ini Penyebab Kebakaran Hutan di Pulau Maui Hawaii yang Tewaskan 80 Orang
Kesimpulan itu didasarkan pada pengukuran aliran magma yang terjadi sejak tahun 2014.
Kondisi tersebut diarahkan oleh tekanan topografi batuan di sekitarnya.
"Gempa bumi berkekuatan 6 atau lebih besar akan menghilangkan tekanan yang ditimbulkan oleh masuknya magma di sepanjang patahan sub-horizontal di bawah sisi barat gunung berapi," kata Bhuvan Varugu, seorang ahli geologi di Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science di University of Miami, dalam siaran pers yang menyertai studi tahun 2021, dilansir Science Alert, Rabu (3/8/2022).
Menurut Varugu, gempa bumi tersebut bisa memicu letusan Mauna Loa.
Para ilmuwan menentukan bahwa 0,11 kilometer persegi magma baru mengalir ke tempat baru di ruang gunung berapi antara 2014 hingga 2020, mengubah arah sesuai dengan tekanan yang ditempatkan di atasnya.
Perubahan tubuh magma semacam ini belum pernah diukur sebelumnya.
Bersama dengan aliran lahar permukaan dan pergeseran tanah di sepanjang patahan gunung berapi, intrusi magma mengubah bentuk gunung berapi, dan kemungkinan meletus.
Ahli vulkanologi telah mengetahui bahwa aktivitas lereng dan letusan terkait erat di Mauna Loa.
Ini berarti bahwa perubahan pada lereng ini yang disebabkan oleh injeksi magma dapat membuat perbedaan substansial dalam hal perilaku gunung berapi.
"Gempa bumi bisa menjadi pengubah kondisi," jelas ahli geologi kelautan Falk Amelung dari University of Miami.
"Itu akan melepaskan gas dari magma yang sebanding dengan mengocok botol soda, menghasilkan tekanan dan daya apung tambahan, yang cukup untuk memecahkan batu di atas magma." [gun]