"Permukaan virusnya sangat mirip dengan Omicron, sehingga tubuh akan mengenalinya seperti mengenali Omicron," kata Simon Loriere.
Ilmuwan juga meyakini bentuk spike virus yang khas dari Omicron membuat varian ini tidak mendorong kasus bergejala berat.
Baca Juga:
Kecemasan Pakar soal Kombinasi Covid-19 Delta dan Omicron
Varian Omicron bisa secara sukses menginvasi sel-sel di hidung dan saluran pernapasan bagian atas, tapi tidak begitu bisa menembus paru-paru. Rekombinan Deltacron diprediksi memiliki karakteristik serupa.
Ditemukan di Beberapa Negara
Varian baru Deltacron diyakini sudah beredar sejak Januari lalu dan ditemukan di Denmark dan Belanda menurut GISAID, sementara dalam jurnal varian ini disebut terdeteksi di beberapa wilayah Perancis.
Selain itu, menurut The Guardian, sekitar 30 kasus telah diidentifikasi di Inggris.
Baca Juga:
Selalu Waspada! WHO Umumkan Muncul Varian Baru Covid-19 Bernama Deltacron
Perusahaan riset genetika di California, Helix, telah mengidentifikasi dua kasus di Amerika Serikat, seperti dikutip dari Reuters.
Maria Von Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 untuk WHO, mengatakan dalam konferensi pers bahwa sejauh ini para ilmuwan belum melihat adanya perubahan dalam tingkat keparahan varian baru dibandingkan dengan varian sebelumnya, tetapi banyak penelitian ilmiah sedang berlangsung.
"Sayangnya, kami berharap melihat rekombinan karena inilah yang dilakukan virus. Mereka berubah seiring waktu," ujar Maria, seperti dikutip dari Live Science.